SHOLAT KHUSUK dan CERMINAN PERILAKU.

Benarkah.... Sudah Sholat Tapi Masih Masuk Neraka ?
Mari Kita Kaji Bersama, Saling Melengkapi.....
.
:: SHOLAT KHUSUK ::
.
Sholat khusuk di dalam Alquran,” Jadikan sabar dan sholat sebagai penolongmu, dan yang demikian itu sungguh sangat sulit kecuali bagi orang yg khusuk. Yaitu orang-orang yang meyakini ketemu Tuhannya dan akan kembali kepadaNya “. Jadi sesuai resep Allah ini sholat khusuk hanya akan bisa kita capai klo kita merasa ketemu Allah di dalam sholat kita, pertemuan dengan Allah di dalam sholat niscaya akan membuat kita melupakan yg lainnya.
.
Kebahagiaan kita dg adanya pertemuan denganNya akan membuat sholat terasa ringan dan menyenangkan. Tidak lagi sholat membuat kita merasa terbebani. Salah satu Tandanya adalah kita menyegerakan sholat pada saat terdengar adzan dan menikmati setiap bacaan dan gerakan sholat sebagai sesuatu yg sangat menggembirakan, meresapi setiap bacaan sholat sebagai bagian ikrar dan munajah kepadaNya.
.
Menjiwai gerakan sholat sebagai bagian daripada penghambaan kita kepadaNya, sehingga begitu menyenangkannya sholat kita, terasa berat utk kita mengakhirinya krn kita ingin berlama-lama bersama Allah Swt. di dalam sholat kita. Begitu kita selesai sholat ada aura kebahagiaan yg terpancar dr wajah kita krn kita baru saja bertemu dg Allah dzat yg Maha Tinggi…
.
Sesungguhnya pertemuan denganNya di dalam sholat sungguh sangat membahagiaan kita. Bukan sebaliknya spt yg kita rasakan selama ini sholat begitu membebani kita, seakan sholat sebagai sesuatu yg memberatkan. Kenapa? Karena sejak kecil kita di ajari dengan ancaman dan rasa takut klo tidak sholat akan dapat siksaan dan penderitaan. Bukan sebaliknya bahwa kabar gembira ttg sholat yg khusu seringkali dilupakan org sehingga org mau lakukan sholat karena keterpaksaan saja. Hebatnya mereka tersinggung klo dikatakan tidak ikhlas…
.
Khusyu’ adalah buah dari iman kepada-Nya dan sholat yang benar bukan sekedar memahami makna sholat dari takbir hingga salam. ” Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu sholat, sedang kamu dalam keadaan mabuk tidak sadar, sehingga tak mengerti apa yang kamu ucapkan.” (QS. An-Nisa 4 : 43).
.
Tetapi hati juga hadir merasakan, meresapi dan menikmati setiap gerak dari takbir hingga salam dalam tatapan Allah, perhatian Allah dan pendengaran Allah yg maha melihat lagi maha mengetahui. “Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk sholat) dan (melihat pula) perubahan gerak badanmu diantara orang-orang yang sujud ” (QS. Asy-Syu’ara: 218-219)
.
Dan puncak dari kekhusyu’an adalah akhlakul karimah. Inilah inti ibadah, doa zikir dan ilmu. Imam Ali berkata “Sungguh orang berdusta di pagi hari tidak akan khusyu’ sholat di siang hari ” Betapa hebatnya pengaruh dusta terhadap sholat. Ringkasnya, sholat yang khusyu’ akan melahirkan akhlak yang mulya, dan akhlak yang mulya buah dari kekhusyu’an…
.
CERMINAN PERILAKU SHOLAT KHUSUK DALAM KEHIDUPAN
.
Imam Ali bin Abi Thalib ra. Pernah berkata : ”Sungguh aku sangat tercengang. Tidak pernah aku melihat sesuatu yang serius lagi pasti, tetapi dianggap hal yang sepele sepertinya dia tidak akan terjadi, itulah maut. Aku juga tidak melihat sesuatu yang akan ditinggalkan lagi kecil, namun banyak diperebutkan dan seolah-olah merupakan sesuatu yang besar dan kekal, itulah dunia”
.
Ungkapan Imam Ali ra. Tersebut di atas, kalau kemudian ditarik ke ranah ibadah, khususnya shalat, terdapat pertanyaan besar yang perlu dijawab oleh kita selaku ummat Islam. Pertanyaan tersebut adalah: mengapa uraian dan perintah mengenai shalat di dalam al-Qur’an terjadi berulang-ulang? apakah ia merupakan ulangan yang tidak dibutuhkan lagi, mengingat telah lamanya kewajiban ini dikenal umat? Atau apakah ia merupakan uraian yang sangat dibutuhkan, mengingat banyaknya umat yang enggan atau malas dalam mendirikan shalat atau umat ingin shalat tapi tidak tahu ilmunya, atau mengerjakan namun keliru, atau mendirikan dan melaksanakan shalat namun tidak menghayati kandungan dan makna dalam shalat tersebut ?
.
Pertanyaan-pertanyaan itu layak untuk dikemukakan, mengingat masih banyaknya umat Islam saat ini yang melaksanakan shalat, namun seolah shalatnya tidak memberikan dampak apapun dalam perilaku keseharian, baik perilaku individual maupun perilaku sosial.
.
Allah SWT, telah berfirman di dalam QS. Al-Ankabut (29) : 45 :
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Surat al-Ankabut ayat 45 tersebut di atas, diawali dengan kata ‘utlu’ terambil dari kata ’tilawah’ yang pada mulanya berarti mengikuti. Al-Qur’an membedakan penggunaan kata tilawah dengan kata qiraah yang juga mengandung pengertian yang sama. Kata tilawah dalam arti membaca, menunjukan bahwa yang menjadi objek bacaannya adalah sesuatu yang agung dan suci, atau benar, sedangkan qiraah, maka objeknya lebih umum, mencakup yang suci atau tidak suci, kandungannya bisa jadi positif namun bisa juga negatif.
.
Dalam QS. Al-Ankabut ayat 45 di atas, yang menjadi objek perintahnya adalah wahyu, sehingga perintahnya menggunakan kata utlu yang artinya ikuti ! Secara harfiah perintah tersebut mengisyaratkan bahwa apa yang dibaca itu yang dalam hal ini adalah wahyu Allah, maka diikuti dengan pengamalan.
.
Setelahnya Allah SWT. memerintahkan untuk membaca wahyu-Nya yaitu al-Qur’an dan mengamalkan isi al-Qur’an tersebut, kemudian Allah memberikan bayan atau penjelasan mengenai hal yang harus diikuti dan dilaksanakan tersebut, yaitu dengan perintah untuk mendirikan shalat.’
.
Di dalam al-Qur’an, perintah melaksanakan shalat senantiasa dengan kata aqimu atau yang seakar dengannya. Kata aqimu dan yang seakar dengan kata tersebut, mengandung makna berkesinambungan dan sempurna. Hal ini memiliki pengertian bahwa shalat harus dilaksanakan secara berkesinambungan, mentaati syarat-syarat dan rukun-rukunnya, sehingga menjadi sempurna.
.
Perintah untuk mendirikan shalat dengan sempurna tersebut, bukan hanya perintah yang tidak memiliki akibat dan hikmah, namun bahkan sebaliknya banyak akibat dan hikmah yang dapat diperoleh pelakunya. Akibat dan hikmah tersebut adalah tercegahnya pelaku shalat yang berkesinambungan dan sempurna dari perbuatan yang keji dan munkar.
.
Menurut Ibn ‘Asyur, kata tanha/melarang lebih tepat dipahami dalam arti majazi, sehingga ayat ini mempersamakan segala sesuatu yang dikandung oleh shalat sebagai “larangan”. Selain itu, dengan kata tanha yang digunakan pada ayat di atas terdapat makna yang mempersamakan shalat dengan segala hal yang dikandung dalam shalat tersebut bagaikan seorang yang melarang. Shalat mengandung sekian banyak hal yang mengingatkan kepada Allah, sehingga shalat merupakan pemberi ingat kepada yang shalat. Shalat itulah yang nantinya akan melarang atau mencegah melakukan pelanggaran yang tidak diridhoi Allah.
.
Dengan demikian, maka hikmah pengaturan Allah SWT terhadap waktu-waktu shalat sehingga berbeda-beda, agar secara berulang-ulang shalat itu sendiri melarang, mecegah, menasihati dan mengingatkan para pelaksana sholat yang akan berefek pada bertambahnya kesan ketakwaan dalam hati pelakunya serta terjauhkan jiwanya dari kedurhakaan.


Kedurhakaan di dalam ayat tersebut di atas, dikemukakan dengan dua kata, yaitu fashya dan munkar. Kata ‘al-fashya ‘a’ pada mulanya berarti sesuatu yang melampaui batas dalam keburukan dan kekejian, baik ucapan maupun perbuatan. Sedangkan kata ‘al-munkar’ pada mulanya berarti sesuatu yang tidak dikenal sehingga diingkari dalam arti tidak disetujui. Lawan kata dari al-munkar adalah al-ma’ruf, yang artinya dikenal. Sebagian ulama mendefinisikan kata munkar dari segi pandangan syariat sebagai segala sesuatu yang melanggar norma-norma agama dan adat istiadat suatu masyarakat. Dengan demikian, maka kata munkar memiliki pengertian yang lebih luas dari kata ma’shiyat/maksiat.
.
Ayat tersebut di atas, menggandengkan kata al-fashya’ dan al-munkar, sehingga dapat disimpulkan bahwa Allah melarang manusia melakukan segala macam kekejian dan pelanggaran terhadap norma-norma masyarakat. Dalam hal ini shalat mempunyai peranan yang sangan besar untuk mencegah kedua bentuk keburukan tersebut, apabila shalatnya itu sendiri dikerjakan penuh kesempurnaan dan berkesinambungan.
Abul Aliyah telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya : QS al-ankabut 45 : Sesungguhnya di dalam shalat itu terkandung tiga perilaku, setiap shalat yang tidak mengandung salah satu dari ketiga perilaku tersebut bukan shalat namanya. Ketiga perilaku itu adalah: ikhlas, khusyuk, dan zikrullah (mengingat Allah). Ikhlas akan mendorongnya untuk mengerjakan perbuatan, dan zikrullah yakni membaca Al-Qur’an menggerakkannya untuk amar makruf dan nahi munkar.
.
Selanjutnya Allah SWT. menyebutkan dalam firman-Nya tersebut :
Yang berarti : “Dan (ketahuilah) mengingat Allah (shalat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lainnya).
Kata dzikr digunakan dalam arti potensi dalam diri manusia yang menjadikannya mampu memelihara pengetahuan yang dimilikinya. Shalat dinamai dzikr karena di dalam shalat itu terdapat ucapan-ucapan serta ayat-ayat al-Qur’an yang harus diucapkan, dengan tujuan untuk mengingat Allah.
Ibnu Abbas berkata : “Sesungguhnya makna yang dimaksud ialah ingatan Allah kepada kalian di saat kalian mengingatnya adalah lebih besar daripada ingatan kalian kepada-Nya”.
.
Said Hawwa berkata : inilah esensi shalat dan menegakkannya. Siapa saja yang berhasil mewujudkannya akan menjadi manusia yang terbebas dari segala bentuk kelemahan, dan meningkat menjadi makhluk terbaik. Ibnu Abid-Dunya menyebutkan dari Fudhail bin Marzuq, dari Athiyah, bahwa yang dimaksudkan wa ladzikrullah akbar dalam firman Allah SWT tersebut adalah : “Ingatlah Aku, niscaya Aku mengingat kalian”. Pengingatan Allah terhadap kalian jauh lebih besar daripada pengingatan kalian terhadap-Nya.
.
Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyah berkata : “Yang benar tentang makna ayat ini, bahwa di dalam shalat itu ada dua makna yang besar, dimana yang satu lebih besar dari yang lainnya. Ia mencegah dari kekejian dan kemungkaran dan Ia juga mencakup mengingat Allah. Namun cakupan mengingat Allah ini lebih besar dari pada kemampuannya mencegah kekejian dan kemungkaran”.
Kata tashna’un digunakan untuk menunjuk perbuatan yang dilakukan oleh seseorang yang telah mahir dan terampil. Al-Biqa’i mengatakan bahwa shalat dan amal shaleh memerlukan latihan kewajiban dan pengulangan pengalaman agar ia menjadi kebiasaan yang melekat.
.
Sesungguhnya shalat yang khusyu, disertai hati yang tunduk, pengerjaan rukun, dan penghayatan bacaan dengan benar dan ikhlas memiliki dampak efektif dalam mencegah perbuatan keji dan mungkar. Shalat yang dilakukan dengan kehadiran hati pada setiap apa yang dilakukan, merupakan dzikir yang murni karena Allah Ta’ala yaitu shalat yang menyatukan gerak hati, lisan, dan anggota badan secara integral.
.
Dengan memahami terhadap makna kata-kata yang terdapat dalam QS. Al-ankabut (29) : 45, maka minimal ada 4 hal pokok yang harus tertanam pada diri seseorang dalam mengerjakan sholat. Ke 4 hal tersebut adalah :
1. Shalat itu harus dikerjakan secara berkesinambungan dengan mentaati syarat-syarat dan rukun-rukunnya;
2. Shalat merupakan pemberi ingat kepada yang melaksanaknnya, dan shalat itu sendiri yang nantinya akan melarang melakukan pelanggaran yang tidak diridhoi Allah SWT;
3. Shalat hanya akan mempunyai peranan yang sangat besar dalam mencegah dari perbuatan yang keji dan munkar, apabila shalat dilaksanakan dengan kesempurnaan dan berkesinambungan.
4. Mengingat Allah memerlukan latihan kejiwaan dan pengulangan pengalaman agar ia menjadi kebiasaan yang melekat.

.
Orang-Orang yang Sering Sholat ini Masuk Neraka, Mengapa?
 
Pada saat hari perhitungan amal kelak pada hari kiamat kelak, hal yang pertama kali akan dihisab adalah shalat. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya ibadah yang satu ini. Di dalam Alquran, perintah yang paling sering Allah katakan adalah perintah tentang shalat. Ada banyak ayat yang memerintahkan kita untuk selalu mendirikan shalat.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya pertama kali yang dihisab (ditanya dan diminta pertanggungjawaban) dari segenap amalan seorang hamba di hari kiamat kelak adalah shalatnya. Bila shalatnya baik maka beruntunglah ia dan bilamana shalatnya rusak, sungguh kerugian menimpanya.” [HR. Tirmidzi]
Untuk itu, sangat penting bagi kita untuk selalu mendirikan shalat. Namun, dizaman yang sudah modern seperti sekarang ini tampaknya banyak orang yang sudah mulai memandang remeh shalat. Bahkan hanya karena suatu alasan yang sepele saja, seseorang dapat dengan mudah meninggalkan shalat.
Bahkan saat ini banyak orang yang menganggap bahwa shalat itu hanya sebagai rutinitas ibadah semata. Ada juga seseorang yang melaksanakan shalat karena terpaksa dan lain sebagainya. Hal-hal seperti inilah penyebab seseorang yang rajin shalat tetapi masuk neraka, karena dalam melaksanakan ibadah tersebut mereka tidak secara ikhlas melakukannya.
Dan berikut ini ada beberapa golongan orang yang rajin shalat tetapi masuk neraka.
-
1. SHALAT TETAPI SUKA BERDUSTA
Berdusta merupakan salah satu dosa besar dan diancam siksa yang pedih di akhirat kelak. Dizaman seperti ini, kebohongan tampaknya sudah menjadi suatu kebiasaan di kalangan masyarakat. Padahal, sekecil apapun sebuah kebohongan akan tetap dianggap sebagai dosa besar.
Meskipun ada seseorang yang rajin shalat dan beribadah, namun apabila lisannya suka berbohong maka shalat dan ibadahnya akan sia-sia semata. Karena kebohongannya itu akan menghapus amal-amalnya. Dan apabila ia mati dalam keadaan tidak bertaubat kepada Allah, maka dia akan dimasukkan kedalam neraka.
Allah SWT berfirman:
Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta.” [QS. An-Nahl ayat 105]
Berbohong menunjukkan salah satu ciri dari golongan orang-orang yang munafik. Untuk itulah mengapa kita sebagai umat Islam harus menjauhi yang namanya perbuatan dusta, karena itu dapat menyengsarakan kita baik di dunia dan di akhirat.
-
2. SHALAT TETAPI MINUM MINUMAN KERAS
Hal ini sering kita jumpai dikalangan masyarakat, banyak sekali orang yang melakukan shalat tetapi suka meminum minuman keras. Inilah akibatnya apabila menganggap shalat hanya sebagai sebuah rutinitas semata, sehingga dalam melaksanakannya tidak dibarengi dengan hati yang ikhlas.


Minuman keras adalah segala jenis minuman yang memabukkan, semacam ini sangat dilarang oleh agama Islam. Kebanyakan, orang yang shalat belum tentu bisa terhindar dari minuman keras (khamr).
Rasulullah sendiri mengatakan bahwa setiap minuman keras itu adalah induk dari segala macam kejahatan, bahkan Rasulullah juga melarang setiap muslim untuk mendekati khamr, apalagi meminumnya. Baik sedikit atau banyak, khamr adalah barang haram yang tidak boleh diminum oleh orang yang beragama Islam.

Rasulullah juga melaknat orang-orang yang berhubungan dengan minuman keras (khamr), untuk itu sebagai umat Islam wajib hukumnya untuk menghindari khamr dan menjauhinya. Dan segeralah bertaubat apabila pernah meminumnya, karena meskipun shalatnya rajin, tapi apabila suka meminum khamr maka neraka akan menjadi tempat kembalinya.
Rasulullah bersabda, “Barangsiapa minum khamr, pasti Allah memberi minum kepadanya dari air panas neraka Jahannam” [HR. Al Bazzar]
-
3. SHALAT TETAPI PERCAYA DUKUN
Orang yang shalat tetapi ia percaya dengan dukun atau tukang ramal adalah salah satu orang yang dapat dikatakan shalat tetapi ia masuk neraka. Seperti kita ketahui, dukun adalah orang yang mengaku bahwa dirinya mengetahui perkara-perkara ghaib dan tersembunyi.
Dalam hadits riwayat Imam Muslim, orang yang percaya kepada dukun makan shalatnya tidak akan diterima selama 40 hari. Selain itu, percaya dengan dukun adalah termasuk dalam kategori dosa besar.
Karena hanya Allah sajalah Yang Maha Mengetahui segala sesuatu. Percaya kepada dukun juga dapat dikategorikan sebagai perbuatan musyrik, karena dukun itu adalah orang yang bersekutu dengan bangsa jin. Dan jika kita mempercayainya, maka kita akan terkena dosa syirik.
Untuk itu, apabila ada orang yang shalat tetapi mempercayai dukun, benda pusaka, dan sejenisnya, maka ia akan terancam dosa yang sangat besar.
Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal atau dukun kemudian ia membenarkan apa yang dikatakannya itu, maka sesungguhnya ia telah inhkar terhadap apa yang telah diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW” [HR. Abu Dawud, at Turmudhi dan Ibnu Majah]
-
4. SHALAT TAPI SUKA BERGUNJING KEBURUKAN ORANG LAIN
Allah SWT berfirman,
Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?” Mereka menjawab: “Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat, dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin, dan adalah kami membicarakan yang bathil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya, dan adalah kami mendustakan hari pembalasan, hingga datang kepada kami kematian”. Maka tidak berguna lagi bagi mereka syafa’at dari orang-orang yang memberikan syafa’at.” [QS. Al-Muddaththir ayat 42-48]

Dalam ayat diatas, salah satu penyebab orang masuk neraka adalah karena suka membicarakan keburukan orang lain. Orang yang mendirikan shalat, tetapi suka membicarakan kejelekan orang lain maka ia akan ditempatkan didalam neraka Saqar.
Allah melarang kita untuk membicarakan aib orang lain, Allah berfirman:
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” [QS. Al-Hujarat ayat 12]
-
5. SHALAT TETAPI MENGABAIKAN ANAK YATIM


Orang-orang yang shalat tetapi mengabaikan anak yatim adalah termasuk dalam golongan orang-orang yang mendustakan agama. Hal ini sudah jelas diterangkan dalam Alquran surat Al-Ma’un.
Maka, orang yang shalat tetapi tidak mau menolong orang miskin, mengabaikan anak yatim, dan enggan menolong sesama adalah termasuk dalam orang-orang yang celaka. Sehingga, sekalipun ia ahli ibadah maka ia juga dapat masuk ke neraka karena ia menyia-nyiakan anak yatim.
-
- OBAT PENYAKIT GHIBAH -
Wanita cenderung dikaitkan dengan ghibah atau menggunjing. Padahal larangan Allah SWT sudah jelas soal ghibah ini. “Janganlah sebagian kamu menggunjing (ghibah) sebagian yang lain, sukakah seorang diantaramu memakan saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Alloh. Sesungguhnya Alloh Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Hujurat, 049:012)
Nah, semua akhlak yang buruk hanya dapat diobati dengan adonan ilmu dan amal. Obat setiap penyakit adalah dengan melawan penyebabnya. Sedangkan mengobati penyakit lidah bisa dilakukan dengan mengetahui beberapa hal:
1. Ghibah dapat mendatangkan kemurkaan Alloh,
2. Membatalkan kebaikan-kebaikan di hari kiamat,
3. Memindahkan kebaikan-kebaikan kita kepada orang yang digunjing sebagai ganti dari kehormatan yang telah dinodainya. Jika tidak memiliki kebaikan yang bisa dialihkan, maka keburukan orang yang digunjing itu akan dialihkan kepada kita,
4. Pelajarilah tentang nash berghibah niscaya lidah kita tidak akan melakuk ghibah karena takut kepada hukum Alloh,
5. Merenungkan cacat diri sendiri sehingga malu jika membicarakan orang lain,
6. Bahwa orang lain merasa sakit karena ghibah yang dilakukannya, sebagaimana dia akan merasa sakit bila orang lain menggunjingnya,
7. Setiap kali mendengar selentingan, cepatlah berkata kepada diri sendiri, apakah aku mendapat manfaat atau menyeritakan kembali hal ini kepada orang lain?
8. Kurangi nongkrong di tempat yang nikmat untuk bergosip,
9. Pujilah diri sendiri setiap kali berhasil menahan untuk tidak bergosip tentang suatu hal yang baru kamu ketahui,
10. Rajinlah membaca Al Qur’an, lalu salurkan bahan gosipmu dengan membahas sesuatu yg bermanfaat atau berdiskusi.
Semoga Bermanfaat, terutama untuk diri dan keluarga saya.... syukur bermanfaat untuk anda...
.
*Kebaikan dan Kebenaran hanyalah Milik Allah semata, jika ada kesalahan, kekurangan mohon ma'af, karna... hanyalah manusia biasa yang jauh dari sempurna.
.
Sumber :
- Kajian-kajian
- Ulasan sahabat Muslim
.
Semoga Bisa Menginspirasi & Silahkan di LIKE & SHARE seluas-luasnya Semoga BISA "Mengetuk" Pintu Hati Sahabat kita yg belum Mendirikan Sholat & Semoga kita bisa tambah khusuk-ikhlas. Aamiin... Ya Allah....

Komentar

Ketika Umurku Sudah 40 Tahun

Umur 40 tahun merupakan puncaknya masa-masa remaja… Ibarat kita sedang di puncak gunung lalu setelah itu kita akan berjalan turun, apakah lambat atau cepat untuk sampai tujuan (alam kubur)….
Umur 40 tahun berada pada persimpangan jalan terakhir apakah akan lebih baik atau malah lebih buruk ketika di akhir perjalanan kehidupannya karena umur umat nabi Muhammad antara 60 hingga 70 tahun atau lebih dari itu…
Umur 40 tahun sudah saatnya semakin memperbanyak ibadah hingga ajal menjemput dan perbanyak berdoa agar diwafatkan dalam keadaan muslim dan dikumpulkan bersama orang-orang muslim
Umur 40 tahun perbanyak istighfar memohon ampun pada Allah atas dosa-dosa yang telah kita lakukan di masa lalu (taubatan nasuha).
Umur 40 tahun perbanyak berdoa agar anak-anak keturunan kita menjadi anak-anak yang shalih yang ikhlas mendoakan orang tuanya baik ketika masih hidup maupun sudah tiada…
Umur 40 tahun jangan sampai melenakan kita dari kecintaan pada harta dan anak-anak kita secara berlebihan, maka infaqkanlah di jalan Allah sebagian rizqi yang telah Allah karuniakan pada kita.
Umur 40 tahun (terutama ikhwan) wajib semakin berbakti dan berbuat baik kepada orangtua jika masih hidup karena kita dan harta kita milik orang tua kita, maka perbanyak doa agar kita bisa mensyukuri nikmat yang begitu besar yang telah Allah berikan pada kita… Jika orang tua kita sudah tiada maka doakan mereka dan kunjungi teman-teman akrab orang tua kita yang masih hidup dan berbuat baiklah pada mereka.
Umur 40 tahun agar melazimkan doa sebagaimana firman Allah QS. Al Ahqaf : 15
“Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmatMu yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada kedua ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang shalih yang Engkau ridhai, berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang yang berserah diri.”
Sebagai penutup, ingatlah wahai saudaraku… Sesungguhnya sebaik-baik manusia adalah yang umurnya panjang dan banyak amalnya….
Dan ingatlah tentang 3 manusia yang tidak akan diajak bicara oleh Allah dan mendapat siksa yang pedih diantaranya :
1. Orang tua yang berzina
2. Penguasa yang bohong (pendusta)
3. Orang miskin yang sombong
Maka waspadalah terutama kita-kita yang sudah berumur 40 tahun…
Diringkas dari kajian ustadz Dr. Syafiq Reza Basalamah, MA.
-
✏Berkata al Imam Adz Dzahabi رحمه الله : “Dosa besar yang keempat adalah meninggalkan sholat” (Kitab al Kaba’ir)

📝
Berikut sebagian dalil yang menunjukkan dosa meninggalakn shalot wajib merupakan dosa besar bahkan dosa kekufuran.

✏Allah Subhaanahu wata’aala berfirman :

وَأَقِيمُوا الصَّلاةَ وَلا تَكُونُوا مِنَ المُشْرِكِينَ

“Serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah.” (ar-Ruum : 31)

✏Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكَ الصَّلاَةِ

“Sesungguhnya pembatas antara seseorang dan kesyirikkan dan kekufuran adalah meninngalkan shalat.” (HR. Muslim)

✏Dalam hadits lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

الْعَهْدُ الَّذِي بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمُ الصَّلاَةُ ، فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ

“Perjajian antara kami dengan mereka adalah shalat, barangsiapa yang meninggalkan shalat sungguh dia telah kafir.” (HR. An-Nasai, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)

✏Berkata Syaikh Al ‘Allamah Muhammad Bin Shaleh Al Utsaimin Rahimahullah: ”Kami mendapati didalam Al-kitab (Al-Qur’an) dan as-Sunnah dalil keduanya menunjukkan atas kafirnya orang yang meninggalkan shalat, dengan kekufuran yang besar yang mengeluarkan pelakunya dari agama islam.” (Hukmu Taarikis Shalah, Syaikh Muhammad bin Shaleh Al Utsaimin: 6).

Postingan populer dari blog ini

"SAYA TAK MAU BERPISAH DG HARTA SAYA"

:: IBADAH SHOLAT KITA ::