ILMU MANUSIA
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِِ.
ILMU manusia dibandingkan ALLAH SWT, ibarat setetes air di lautan, JADI.. sebagai manusia jangan merasa 'maha'.
.
Alam semesta ini tak terbantahkan, diciptakan oleh Allah SWT, sedangkan manusia mempelajarinya selama 2000an tahun pun tetap belum bisa memahaminya dengan baik, akankah masih MERASA BENAR ? Masih banyak 'rahasia alam semesta' yang belum bisa dipelajari oleh manusia.
.
Dimana salah satu bukti bisa kita lihat bahwa MANUSIA bisa dan pernah SALAH ?
.
Awal abad 20, satu-satunya pendapat tentang semesta ialah semesta itu tetap, diam, tak mengembang, tak meluas & sudah ada sejak dulu tanpa diciptakan siapapun.
.
Sebelum ditemukan alat modern, ilmu manusia mengangap alam semesta itu tetap... dan seiring perkembangan akal dan teknologi ternyata itu SALAH..!
.
Contohnya: Penemuan abad 20 dgn teleskop, pesawat antariksa, satelit, komputer canggih & alat2 modern lain temukan bahwa alam semesta ini mengembang. Bintang & Galaksi satu sama lain saling menjauh
.
Alam semesta, yang segalanya terus bergerak menjauhi satu sama lain, berarti bahwa alam semesta tersebut terus-menerus "MENGEMBANG"
.
Tanpa bantuan alat2 diatas , tak bisa dipastikan jika alam semesta itu meluas. Tapi semua itu ternyata telah ditulis oleh Qur’an 1400 tahun lalu.
.
QS.51 Adz-Dzaariyaat:47 "Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan dan sesungguhnya Kami benar-benar MELUASKANNYA."
(Membuat jadi lebih luas)
.
Padahal diawal abad 20, satu-satunya pendapat tentang semesta ialah semesta itu tetap, diam, tak mengembang, tak meluas & sudah ada sejak dulu tanpa diciptakan siapapun.
.
Apa yg sebabkan Qur’an berani memastikan bahwa langit itu meluas? Apakah ini karangan Rasulullah Muhammad SAW?
.
Tentu saja tidak mungkin seorang dari zaman kuno berani memastikan ini. Tidak lain ini ialah salah satu bukti bahwa Qur’an ialah firman Allah. & otomatis ini berarti Muhammad ialah Utusan Allah!
.
Adakah kitab lain berani mengatakan ini semua?
.
QS.21 Anbiyaa':30. "Dan apakah orang-orang
kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu ADALAH SUATU YANG PADU, KEMUDIAN KAMI PISAHKAN ANTARA KEDUANYA. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?"
.
Kata "ratq" ialah "suatu yg padu" dipakai untuk dua zat berbeda yg membentuk 1 kesatuan. Kata "fataqa" berarti "Kami pisahkan antara keduanya" dan bermakna sesuatu jadi ada melalui peristiwa pemisahan / pemecahan struktur dari "ratq".
.
Bermakna, segala sesuatu, termasuk "langit dan bumi" yg saat itu belum diciptakan, juga terkandung dalam titik tunggal yg masih berada dalam keadaan "ratq" ini.
.
DICIPTAKAN TUHAN.
.
"Dialah pencipta langit & bumi." QS.6 An’aam:101
.
Namun, ledakan penciptaan alam semesta ini bukan ledakan asal saja, sebab semua harus disertai ukuran tepat, atau semesta jadi berantakan tak terkendali
.
QS.25 Furqon:2 "Yang kepunyaan-Nyalah kerajaan langit & bumi & Dia tidak mempunyai anak & tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan & Dia telah menciptakan segala sesuatu & Dia TETAPKAN UKURAN2 -NYA DENGAN SERAPIH-RAPIHNYA."
.
Jika Allah membelah langit di awal penciptaan semesta TANPA ukuran tepat maka... Jika kekerapan alam semesta hanya sedikit lebih tinggi, menurut teori relativitas Einstein, alam semesta tidak akan mengembang akibat gaya2 tarik partikel2 atom, tapi mengerut, & akhirnya lenyap pada satu titik.
.
SEMUA penemuan canggih abad terakhir ini menyatakan bahwa Qur’an Terbukti BENAR.
.
QS.41 Fushshilat:53 Kami akan perlihatkan pada mereka tanda2 Kami di segala wilayah bumi & pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa Tuhanmu jadi saksi atas segala sesuatu?
.
QS.40 Al-Mu’min:57 “Sungguh penciptaan langit & bumi lebih besar dari penciptaan manusia, tapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”
.
Maha Benar Allah dg segala firman Nya.
.
Nyakin senyakinnya Al Qur'an JELAS, TEGAS dan BENAR !
Klo ada yg MERASA ngak benar, itu karna KETERBATASAN AKAL MANUSIA untuk memahami 'lautan ilmu' yang sangat luas.
.
Ambil kebenaran dari siapa saja, dan tinggalkan kebohongan dari siapa saja.
Dalil akan wajibnya menerima kebenaran dan bahwa menerima kebenaran dari siapapun berada merupakan sifat orang-orang yang beriman.
Allah Ta’ala berfirman:
فَهَدَى اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا لِمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَاللَّهُ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
“Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkan itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.” (QS. Al-Baqarah: 213)
.
Ibnu Al-Qayyim rahimahullah berkata menjelaskan ayat di atas, “Maka siapa saja yang Allah Subhanahu berikan hidayah kepadanya untuk mengambil kebenaran dimanapun kebenaran itu berada dan bersama siapapun kebenaran itu berada -walaupun kebenaran itu bersama dengan orang yang dia benci dan dia musuhi- dan untuk menolak kebatilan bersama siapapun kebatilan tersebut -walaupun kebatilan itu bersama dengan orang yang dia sayangi dan dia tolong-, maka orang seperti inilah yang tergolong ke dalam orang-orang yang diberi hidayah menuju kebenaran dalam setiap masalah yang diperselisihkan. Inilah orang yang paling berilmu, paling benar jalannya, dan paling kuat ucapannya.” (Ash-Shawa’iq Al-Mursalah: 2/516).
.
Abu Bakar RA bertanya: 'Ya Rasulullah, adakah zaman dimana muslim kemudian memiliki iman yang lebih dibanding kami?'
.
Rasulullah Muhammad SAW bersabda: 'Wahai Abu Bakar, apa yang menghalangimu untuk percaya padaku sedangkan wahyu masih turun & aku masih berada ditengah-tengah kalian sementara kalian semua menyaksikan sendiri mukjizat-mukjizat yang diberikan kepadaku?
.
Tetapi di akhir zaman, ada segolongan ummatku yang mereka sama sekali tidak pernah melihatku, mereka tak pernah hidup disampingku dan mereka hanya mendengar cerita tentangku tapi mereka percaya kepadaku, merindukanku, mencintai Allah, mencintaiku, beriman pada Allah dan beriman pada kerasulanku! Iman merekalah yang lebih utama dibanding kalian semua!'
.
Wallahu A'lam Bishawab.
.
Komentar