STOP MENGGUNAKAN KATA ”SUNNAH RASUL”
Segala puji bagi Allah (Subhanahu wa Ta’ala) Shalawat dan salam semoga Allah senantiasa melimpahkan kepada nabi yang terahir Muhammad (Shalallahu ‘alaihi Wassalam),
para keluarga dan para Sahabat beliau, serta kepada orang- orang yang setia
mengikuti petunjuk beliau.
Selanjutnya : ketahuilah, wahai saudaraku kaum muslimin, bahwa Allah (Subhanahu wa Ta’ala) telah mewajibkan kepada seluruh hamba – hambaNya untuk masuk ke dalam agama Islam dan berpegang teguh denganya serta berhati –hati untuk tidak menyimpang darinya.
Allah juga telah mengutus NabiNya Muhammad (Shalallahu ‘alaihi Wassalam) untuk berdakwah ke dalam hal ini, dan memberitahukan bahwa barangsiapa bersedia mengikutinya akan mendapatkan petunjuk dan barangsiapa yang menolaknya akan sesat.
Selanjutnya : ketahuilah, wahai saudaraku kaum muslimin, bahwa Allah (Subhanahu wa Ta’ala) telah mewajibkan kepada seluruh hamba – hambaNya untuk masuk ke dalam agama Islam dan berpegang teguh denganya serta berhati –hati untuk tidak menyimpang darinya.
Allah juga telah mengutus NabiNya Muhammad (Shalallahu ‘alaihi Wassalam) untuk berdakwah ke dalam hal ini, dan memberitahukan bahwa barangsiapa bersedia mengikutinya akan mendapatkan petunjuk dan barangsiapa yang menolaknya akan sesat.
......
Memperolok–olok sesuatu dari ajaran Rasulullah (Shalallahu ‘alaihi Wassalam), atau memperolok – olok pahala maupun siksaan yang telah menjadi ketetapan agama Allah (Subhanahu wa Ta’ala), maka orang yang demikian menjadi kafir, karena Allah (Subhanahu wa Ta’ala) telah berfirman :
قل أبالله وآياته ورسوله كنتم تستهزئون لا تعتذروا قد كفرتم بعد إيمانكم [ سورة التوبة، الآية : 65-66.
“ katakanlah ( wahai Muhammad ) terhadap Allah kah dan ayat – ayat Nya serta RasulNya kalian memperolok – olok ? tiada arti kalian meminta maaf, karena kamu telah kafir setelah beriman “ . (At- Taubah : 65- 66).
..........
Stop Menggunakan Kata ”Sunnah Rasul”
Dimalam Jum’at
Sudah
menjadi kebiasaan kalau hari kamis malam (atau malam Jumat), banyak tersebar
kicauan atau status di social media yang isinya berkisar pada perkataan “Sunnah
Rasul”. Begitu juga dalam pergaulan
sehari-hari di dunia nyata, istilah tersebut juga sering terdengar. Menurut mereka, istilah “Sunnah Rasul” yang
populer di malam Jum’at adalah penghalusan dari hubungan suami istri atau ML. Coba lihat sejenak hasil penelusuran super singkat ini, bagaimana ribuan
kicauan serasa berlomba-lomba menyebut istilah “Sunnah Rasul”.
.
.
Bagi mereka
yang muslim dalam mengucapkan istilah itu bisa jadi karena ingin menutupi
sesuatu yang dianggap vulgar / tabu baginya bila disampaikan dalam ruang
publik. Tapi akibatnya fatal, karena telah menyempitkan arti dari sumber hukum
kedua setelah Al-Qur’an menjadi hanya sebuah aktifitas seks belaka.
Sedangkan
bagi mereka yang berhati fasiq dijangkiti penyakit islamophobia dalam
mengucapkan istilah itu bisa jadi hanya ingin mengolok-olok, karena baginya
ajaran Islam identik dengan urusan sex atau selangkangan. Sehingga tidak
segan-segan menuduh dan melecehkan Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam yang
katanya doyan kimpoi dan pedofilia. (Insya Allah, soal ini nanti akan saya
bahas)
Dari mana
asalnya muncul istilah “Sunnah Rasul” yang di-identikkan dengan aktivitas ML?
Semuanya
berawal dari hadits ini:
.
Spoiler for Sunnah Rasul
“Barangsiapa melakukan hubungan suami istri di malam Jumat (kamis malam) maka pahalanya sama dengan membunuh 100 Yahudi.” Dalam hadits yang lain ada disebutkan sama dengan membunuh 1000, ada juga yang menyebut 7000 Yahudi.
.
Spoiler for Sunnah Rasul
“Barangsiapa melakukan hubungan suami istri di malam Jumat (kamis malam) maka pahalanya sama dengan membunuh 100 Yahudi.” Dalam hadits yang lain ada disebutkan sama dengan membunuh 1000, ada juga yang menyebut 7000 Yahudi.
.
Sebenarnya bagaimana derajat hadits tersebut, apakah shahih, dhaif atau palsu?
Sebenarnya bagaimana derajat hadits tersebut, apakah shahih, dhaif atau palsu?
Hadits di
atas tidak akan ditemukan dalam kitab manapun, baik kumpulan hadits dhaif apalagi shahih. Kalimat tersebut tidak
mempunyai sanad / bersambung ke sahabat, apalagi ke Rasulullah sallallahu
‘alaihi wa sallam. Yang akhirnya pada satu kesimpulan bahwa hadits “Sunnah
Rasul” di atas adalah sama sekali bukan hadits, itu hadits PALSU yang telah
dikarang oleh orang iseng, orang tidak jelas, dan tidak bertanggung-jawab yang
mengatasnamakan Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam.
.
.
Bahkan kita
tidak akan menemukan satu-pun hadits Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam
tentang berhubungan suami istri pada malam-malam tertentu, termasuk malam
Jum’at.
Kemudian
lanjutan penelusuran singkat malam ini di “timeline pencarian”, pandangan mata tertarik
pada sebuah kicauan yang berbunyi:
Kalau
menikah itu harus... kenapa namanya harus sunnah rasul... bukannya fardu ain...
kenapa??
Pertanyaan
ini mungkin mewakili ke-awam-an dalam masyarakat kita. Hukum pernikahan dalam
Islam itu bisa Wajib, bisa Sunnah, bahkan bisa Haram, bisa Makruh, atau bisa
Mubah; yang semuanya itu tergantung kondisi / latar belakang dalam pernikahan
tersebut. Sedangkan dalam soal berhubungan badan (jima’), yang SALAH adalah
pasangan suami istri tersebut meng-khusus-kan malam Juma’t untuk berhubungan
badan dengan niat untuk mengamalkan hadits Palsu di atas dan “bersemangat
membunuhi ribuan Yahudi” seperti dalam postingan yang menyesatkan di sini:
[Kompasiana] Saatnya Membunuh Yahudi Malam Ini. Bagi yang punya akun
Kompasiana, silakan menasehati pemilik jurnal tersebut.
.
.
Kalau mau
berhubungan badan dengan pasangan sah-mu, jangan meng khusus-kan hari-hari,
kemudian lebih baik itu diniatkan sebagai ibadah sehingga diawali dan diakhiri
dengan do’a. Berhubungan badan dengan pasangan sah adalah merupakan ibadah
seperti sabda Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam:
.
Spoiler for Sunnah Rasul
“Dalam kemaluanmu itu ada sedekah.” Sahabat lalu bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah kita mendapat pahala dengan menggauli istri kita?” Rasulullah menjawab, “Bukankah jika kalian menyalurkan nafsu di jalan yang haram akan berdosa? Maka begitu juga sebaliknya, bila disalurkan di jalan yang halal, kalian akan berpahala.” [HR. Bukhari, Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah].
.
Spoiler for Sunnah Rasul
“Dalam kemaluanmu itu ada sedekah.” Sahabat lalu bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah kita mendapat pahala dengan menggauli istri kita?” Rasulullah menjawab, “Bukankah jika kalian menyalurkan nafsu di jalan yang haram akan berdosa? Maka begitu juga sebaliknya, bila disalurkan di jalan yang halal, kalian akan berpahala.” [HR. Bukhari, Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah].
.
Di Indonesia
sangat subur akan hadits-hadits palsu dan dhaif (lemah) yang beredar dan
bermaksud untuk menyesatkan dan membodoh-bodohi umat. Oleh karena itu
berhati-hatilah, kawan!
Mari STOP
mengatakan “Sunnah Rasul” sebagai pengganti dari istilah berhubungan suami
istri alias ML ! Karena itu dosa besar.
.
Bahkan meskipun itu ucapan dalam bentuk “kode”, karena itu sama dengan menyuburkan kedustaan. Dikatakan berdusta karena mengatakan sebuah hadits padahal Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mengatakan apa-apa terhadap yang dikatakan itu. “Kode” itu misalnya begini:
.
Bahkan meskipun itu ucapan dalam bentuk “kode”, karena itu sama dengan menyuburkan kedustaan. Dikatakan berdusta karena mengatakan sebuah hadits padahal Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mengatakan apa-apa terhadap yang dikatakan itu. “Kode” itu misalnya begini:
.
Spoiler for Sunnah Rasul
Papa: “Mah, ntar malam kita berburu dan membunuhi Yahudi yuk!”
Mama: “Maaf, pah, Yahudi nya sudah habis” kode kalau si mama lagi datang bulan / pms
Spoiler for Sunnah Rasul
Papa: “Mah, ntar malam kita berburu dan membunuhi Yahudi yuk!”
Mama: “Maaf, pah, Yahudi nya sudah habis” kode kalau si mama lagi datang bulan / pms
Pasutri
(pasangan suami istri) terpaksa menggunakan bahasa sandi tersebut agar
komunikasinya sulit dipahami anaknya di dalam rumah. Bercanda seperti ini hanya
akan menumbuh-suburkan kedustaan hadits tersebut. Itupun akan dituntut di
akherat kelak. Maka silakan cari kode atau bahan candaan yang lebih bermutu. Lantas, apa
sih sebenarnya Sunnah Rasul itu?
.
Spoiler for The Real Sunnah Rasul
Definisi yang benar tentang Sunnah Rasul dalam Islam mengacu kepada sikap, perilaku / tindakan, ucapan dan cara Nabi Muhammad sallallahu ‘alaihi wa sallam menjalani hidupnya. Sunnah merupakan sumber hukum kedua dalam Islam, setelah Al-Quran. Narasi atau informasi yang disampaikan oleh para sahabat tentang sikap, tindakan, ucapan dan cara Rasulullah disebut sebagai hadits. Sedangkan Sunnah yang diperintahkan oleh Allah disebut Sunnatullah.
.
Spoiler for The Real Sunnah Rasul
Definisi yang benar tentang Sunnah Rasul dalam Islam mengacu kepada sikap, perilaku / tindakan, ucapan dan cara Nabi Muhammad sallallahu ‘alaihi wa sallam menjalani hidupnya. Sunnah merupakan sumber hukum kedua dalam Islam, setelah Al-Quran. Narasi atau informasi yang disampaikan oleh para sahabat tentang sikap, tindakan, ucapan dan cara Rasulullah disebut sebagai hadits. Sedangkan Sunnah yang diperintahkan oleh Allah disebut Sunnatullah.
.
Keseharian
dan perilaku Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan gambaran
kesempurnaan utuh seorang manusia. Akhlak Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi
Wassalam merupakan kesempurnaan akhlak pada diri seseorang yang harus diikuti
dan diteladani. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
“Sungguh telah ada pada diri Rasulullah suri tauladan yang baik bagimu.” [QS Al Ahzab: 21].
.
“Sungguh telah ada pada diri Rasulullah suri tauladan yang baik bagimu.” [QS Al Ahzab: 21].
.
Bagi seorang
Muslim, mengikuti sunnah atau tidak bukanlah suatu “kebebasan memilih”. Sebab
mengamalkan ajaran Islam sesuai garis yang telah ditentukan oleh Rasulullah
adalah KEWAJIBAN yang harus ditaati, sebagaimana difirmankan dalam Al-Qur’an:
“Dan apa yang Rasul berikan untukmu, maka terimalah ia, dan apa yang ia larang bagimu, maka juhilah.” [Q.S. Al-Hasyr: 7]
.
“Dan apa yang Rasul berikan untukmu, maka terimalah ia, dan apa yang ia larang bagimu, maka juhilah.” [Q.S. Al-Hasyr: 7]
.
Sunnah
merupakan kunci untuk memahami pesan-pesan Al-Qur’an dan sebagai perangkat
pengurai yang menunjuki dari dalil-dalil yang tersedia di dalamnya. Al-Qur’an
diturunkan hanya memuat prinsip-prinsip dasar dan hukum Islam secara global
sebagai aturan hidup, sedang sunnah mengajarkan petunjuk pelaksanaannya; jadi
sunnah sangat diperlukan jika seseorang hendak mengamalkan secara benar ajaran
Islam guna menjadi seorang Muslim yang hakiki. Hal ini dinyatakan dalam
Al-Qur’an:
“Siapa yang taat kepada Rasul, maka ia taat kepada Allah.” [Q.S. An-Nisaa': 80]
.
“Siapa yang taat kepada Rasul, maka ia taat kepada Allah.” [Q.S. An-Nisaa': 80]
.
Apakah ada
Sunnah Rasul yang ada keterkaitannya dengan aktivitas pada hari Jumat (atau
malam Jum’at)?
Ada. Hadits
di bawah ini shahih.
.
.
Spoiler for
Sunnah Rasul
Memperbanyak
membaca shalawat. Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Perbanyaklah shalawat kepadaku pada pada hari Jum’at dan malam Jum’at. Barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali niscaya Allah bershalawat kepadanya sepuluh kali.” (HR. Al Baihaqi)
.
“Perbanyaklah shalawat kepadaku pada pada hari Jum’at dan malam Jum’at. Barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali niscaya Allah bershalawat kepadanya sepuluh kali.” (HR. Al Baihaqi)
.
Membaca
Al-Qur’an khususnya surat Al Kahfi. Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wassalam
bersabda:
“Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at akan diberikan cahaya baginya diantara dua Jum’at.” (HR. Al Hakim)
.
“Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at akan diberikan cahaya baginya diantara dua Jum’at.” (HR. Al Hakim)
.
Memperbanyak
do’a. Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:
“Hari Jum’at itu dua belas jam. Tidak ada seorang muslim pun yang memohon sesuatu kepada Allah dalam waktu tersebut melainkan akan dikabulkan oleh Allah. Maka peganglah erat-erat (ingatlah bahwa) akhir dari waktu tersebut jatuh setelah ‘ashar.” (HR. Abu Dawud)
.
“Hari Jum’at itu dua belas jam. Tidak ada seorang muslim pun yang memohon sesuatu kepada Allah dalam waktu tersebut melainkan akan dikabulkan oleh Allah. Maka peganglah erat-erat (ingatlah bahwa) akhir dari waktu tersebut jatuh setelah ‘ashar.” (HR. Abu Dawud)
.
Membaca
surat As-Sajdah dan Al-Insan dalam Sholat Subuh. Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi
Wassalam bersabda: “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca pada shalat Shubuh di hari
Jum’at “Alam Tanzil …” (surat As Sajdah) pada raka’at pertama dan “Hal ataa
‘alal insaani hiinum minad dahri lam yakun syai-am madzkuro” (surat Al Insan)
pada raka’at kedua.” (HR. Muslim)
Dan dianjurkan ketika di rakaat pertama sampai pada bacaan ayat ke 15, imam sujud diikuti oleh makmum. Setelah sujud, imam berdiri kembali membaca ayat selanjutanya sampai selesai.
.
Dan dianjurkan ketika di rakaat pertama sampai pada bacaan ayat ke 15, imam sujud diikuti oleh makmum. Setelah sujud, imam berdiri kembali membaca ayat selanjutanya sampai selesai.
.
Shalat
Jum’at, Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:
“Salat Jumat itu wajib atas tiap muslim dilaksanakan secara berjamaah terkecuali empat golongan yaitu hamba sahaya, perempuan, anak kecil dan orang sakit.” (HR.Abu Daud dan Al Hakim)
.
“Salat Jumat itu wajib atas tiap muslim dilaksanakan secara berjamaah terkecuali empat golongan yaitu hamba sahaya, perempuan, anak kecil dan orang sakit.” (HR.Abu Daud dan Al Hakim)
.
Jadi, kalau
bicara 'Sunnah Rasul' di hari Jumat dan malam Jum’at, ya silakan kaitkan dengan
LIMA aktivitas yang disebutkan di atas. Jangan dikaitkan dengan nge-seks atau
ML. Bagi pasutri, kalau mau ML bisa kapan saja, tidak ada hari istimewa. Mari menjaga,
memelihara dan mengamalkan sunnah-sunnah Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa
sallam yang selama ini menjadi hukum syariat kedua setelah Al-Qur’an.
Wallahu'alam bishowab,
Barakallahu fii kum.
Barakallahu fii kum.
Komentar