:: ANAKMU MENGENALKAN SIAPA DIRIMU ::

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam semoga Allah swt. senantiasa mencurahkan kepada Nabi dan Rasul yang paling mulia, Nabi kita Muhammad, kepada keluarganya, dan seluruh sahabatnya.
.
1. Jika anakmu BERBOHONG, itu karena engkau MENGHUKUMNYA terlalu BERAT
2. Jika anakmu TIDAK PERCAYA DIRI, itu karena engkau TIDAK MEMBERI dia SEMANGAT
3. Jika anakmu KURANG BERBICARA, itu karena engkau TIDAK MENGAJAKNYA BERBICARA
4. Jika anakmu MENCURI, itu karena engkau TIDAK MENGAJARINYA MEMBERI
5. Jika anakmu PENGECUT, itu karena engkau selalu MEMBELANYA
6. Jika anakmu TIDAK MENGHARGAI ORANG LAIN, itu karena engkau BERBICARA TERLALU KERAS KEPADANYA
7. Jika anakmu MARAH, itu karena engkau KURANG MEMUJINYA
8. Jika anakmu SUKA BERBICARA PEDAS, itu karena engkau TIDAK BERBAGI DENGANNYA
9. Jika anakmu MENGASARI ORANG LAIN, itu karena engkau SUKA MELAKUKAN KEKERASAN TERHADAPNYA
10. Jika anakmu LEMAH, itu karena engkau SUKA MENGANCAMNYA
11. Jika anakmu CEMBURU, itu karena engkau MENELANTARKANNYA
12. Jika anakmu MENGANGGUMU, itu karena engkau KURANG MENCIUM & MEMELUKNYA
13. Jika anakmu TIDAK MEMATUHIMU, itu karena engkau MENUNTUT TERLALU BANYAK padanya
14. Jika anakmu TERTUTUP, itu karena engkau TERLALU SIBUK
.
~KISAH LUQMAN “MEWARISI NILAI-NILAI AKHLAK YANG BAIK~
.
Adapun dikisahkan dari Luqman yang dapat memberikan hikmah mengenai menasehati dan memberI pesan kepada generasi-generasi untuk mewarisi nilai-nilai akhlak yang baik sebagai berikut:
.
1.Dilarang berbuat syirik (menyekutukan Allah) (Luqman: 13)
2.Kewajiban berbakti kepada kedua orang tua (luqman: 14)
3.Keharusan tetap berbakti kedua orang tua di dunia saja, karena kesyirikan mereka (luqman: 17)
4.Tidak boleh bersifat sombong, angkuh dan membanggakan diri sendiri (luqman: 18)
5.Perintah bersikap sopan santun dalam berjalan atau berbicara (luqman: 19)
.
Adapun kewajiban yang harus dipenuhi oleh seorang anak:
1.Membersihkan makan apabila dibutuhkan
2.Memberikan pengabdian apabila diperlukan
3.Mendatangi apabila dipanggil
4.Mentaati apabila diperintah selain yang maksiat
5.Berbicara dengan lemah lembut tidak kasar
6.Memberikan pakaian bila diperlukan, sedang sesuatu yang dia sendiripun rela
7.Menjauhkan daripadanya sesuatu yang dia sendiripun menjauhinnya
8.Berdo’a untuknya dengan memohonkan ampunan setiap dia mendo’akan untuk dirinya sendiri
.
7 TIP's Mendidik.
1. Jika anakmu menangis, jangan buang waktu tuk mendiamkannya. Coba tunjuk burung, awan di langit agar ia melihatnya, ia akan terdiam. Karena psikologis manusia saat menangis, adalah menunduk.
2. Jika ingin anak-anakmu berhenti bermain, jangan berkata: “Ayo, sudah mainnya”. Tapi katakan pada mereka: “Mainnya 5 menit lagi yaa”. Kemudian ingatkan kembali: “2 menit lagi yaa”. Kemudian barulah katakan: “Ayo, waktu main sudah habis”. Mereka akan rela menghentikannya.
3. Jika engkau berada disekumpulan anak-2, & mereka berisik, engkau ingin memperingatkan mereka, maka katakanlah: “Ayoo.. Siapa yang mau mendengar cerita saya, angkat tangannya”. Salah seorang akan mengangkat tangan, kemudian disusul dg anak-2 yg lain, semuanya akan terdiam.
4. Katakan kepada anak-2 menjelang tidur: “Ayo tidur sayang. besok pagi kan kita Sholat Subuh”, maka perhatian mereka akan selalu ke akhirat.
Jangan berkata: “Ayo tidur, besok kan sekolah”, akhirnya mereka tidak sholat subuh karena perhatiannya adalah dunia.
5. Nikmati masa kecil anak-anakmu, karena waktu akan berlalu sangat cepat. Kepolosan mereka tidak akan lama, ia akan menjadi kenangannya.
Bermainlah, becandalah bersama mereka. Jadilah anak kecil saat bersama mereka, ajarkan mereka dg cara yg menyenangkan sambil bermain.
6. Tinggalkan HP sesaat, & matikan juga TV. Jika ada teman yg menelpon, katakan: “Maaf saay, saat ini aku sedang sibuk mendampingi anak-2”.
Semua ini tidak menyebabkan jatuhnya wibawamu. Orang yg bijaksana tahu bagaimana cara menyeimbangkan segala sesuatu.
7. Selain itu, jangan lupa berdoa & bermohon kepada Allah agar anak-2 kita menjadi perhiasan yg menyenangkan, baik di dunia maupun di akhirat.
.
~7 Kalimat ini Bakal Buat Anak Sedih~

Psikolog Svetlana Merkulova menyatakan salah-salah ucap dari orangtua bisa memberi efek negatif pada otak anak. Itulah sebabnya orangtua harus memilih kalimat sebaik mungkin saat menasihati anak agar tidak menyakiti hati dan pikirannya. Contoh kalimat-kalimat negatif seperti di bawah ini malah akan membuatnya sedih dan tidak akan memotivasi dirinya.
.
1. "Saat seumur kamu, Mama/Papa hebat lho"
Ucapan ini hanya akan membuatnya bersaing dengan Anda sebagai orangtuanya. Teori yang paling mungkin terjadi adalah dia akan meraih sebuah prestasi bukan karena ia menyukainya. Tapi hanya ingin membuat Anda terkesan. Memang pada akhir kasus ini kebanyakan anak akan meraih sukses, tapi ia tidak akan pernah bahagia dengan apa yang sudah dilakukannya.
.
2. "Monyet kecilnya Mama.."
Ucapan ini mungkin tidak ada maksud buruk sama sekali. Malah, ini jadi semacam panggilan sayang Anda padanya. Meski demikian, ucapan macam ini artinya Anda menjadikan dia objek, benda, mainan yang bisa Anda perlakukan sesuka hati. Ingat juga bahwa anak balita akan percaya dengan apapun yang Anda katakan padanya. Ia pun siap berperan dengan panggilan sayang Anda padanya.
.
3. "Anak lain hasilnya lebih baik dari kamu"
Sadarkah Anda, bila anak dibandingkan begini, ia akan membenci pihak yang jadi pembandingnya? Bila posisinya dibalik, Anda yang dibandingkan dengan orangtua lain yang jauh lebih sukses, bagaimana rasanya?
.
4. "Kalau kamu begitu, Mama ngga sayang kamu lagi"
Kalimat sederhana akan membuat anak kerap cemas karena ingin memenuhi ekspektasi orangtuanya. Akibatnya, ia tidak akan merasakan kebebasan bertindak dan berpikir.
.
5. "Jangan bikin Mama malu!"
Anak yang sering mendengar ucapan ini akan tumbuh menjadi sosok yang penuh kepura-puraan di depan orang lain. Ketika mendapat respon positif, ia bingung harus apa dan bagaimana. Sebab, mereka terlalu sering ditekan sehingga merasa tidak punya banyak pilihan dalam hidupnya.
.
6. "Nanti, Mama akan hukum kamu"
Kalimat ini hanya akan membuat anak takut pada Anda. Ia berhenti melihat Anda sebagai orangtua dan memandang Anda hanya sebagai bos/atasan yang bisa memberinya hukuman dan hadiah. Ia juga akan hidup penuh dengan rasa takut.
.
7. "Mama ngga mau lihat/dengar kamu"
Hati anak akan langsung mencelos saat orangtua kesayangannya mengucap kalimat ini. Ia akan menangkap makna bahwa ialah penyebab orangtuanya tidak bahagia.
.
~Agar Anak Rajin Sholat~
[Doa... Doa... dan Doa... Sebagaimana Anda semua tahu bahwa doa adalah senjata seorang mukmin.]
.
Suatu hari, seorang sahabat bercerita ketika ia berkunjung kerumah seorang kerabat dekatnya (seorang yg biasa2 saja dari segi agama) , tapi ketika datang waktu sholat, semua anak-anaknya langsung bersegera melaksanakan sholat tanpa diperintah dan atas kesadaran sendiri.
.
Aku berkata padanya "Bagaimana anak-anakmu bisa sholat dgn kesadaran mereka tanpa berdebat dan tanpa perlu diingatkan dengan keras tanpa perlu kita marah-marah?"
.
Ia menjawab: "Demi Allah, aku hanya ingin mengatakan padamu bahwa sejak jauh sebelum aku menikah aku selalu memanjatkan DO'A ini, dan sampai saat ini pun aku selaku berdoa dengan DO'A ;
.
Doa ini ada di QS.Ibrahim: 40

"Robbij 'alnii muqiimash sholaati wa min dzurriyyatii robbanaa wa taqobbal du'aa"
Artinya :
"Ya Robbku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan sholat, ya Robb, perkenankanlah doaku." (QS. Ibrahim: 40)
.
Sumber : Halaman FB : SAHABAT MUSLIM
.
~Langkah-langkah Mendidik Anak Soleh~
.
Dikarenakan anak adalah potensi umat ini, harapan masa depan, harta pusaka dan kekuatan inti, maka menjadi wajib bagi kita untuk benar-benar memanfaatkan potensi dan pusaka ini, untuk berkhidmat, mencintai agama dan mengamalkannya.
.
Kita tidak boleh mengabaikan generasi anak-anak dan menyia-nyiakannya. Melihat MEREKA SEAKAN TIDAK MEMBAWA PESAN apapun. Pandangan sedemikian itu merupakan kekeliruan fatal yang banyak dilakukan para orang tua dan pendidik. Karenanya pemikiran-pemikiran dan gagasan dalam tulisan ini, tidak lain untuk memperbaiki pemahaman dan gambaran yang keliru tersebut. Untuk itu saya berupaya menjadikan pemikiran-pemikiran dan gagasan ini tertuang dalam bentuk langkah terapan sehingga mudah dipahami dan dipraktekkan, yang sesuai dengan karakteristik, akal dan kejiwaan mereka, yang mengarahkan kepada bagaimana berkhidmat dan mencintai agama ini. Saya meminta kepada Allah –azawajalla– mengilhamkan ketepatan dan kebenaran serta menjauhkan kesalahan dan ketergelinciran. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar dan Pengabul doa. (Pengatar Salim Sholih Ahmad Ibn Madhi)
.
:: KESALEHAN IBU DAN AYAH ::
Langkah pertama dan yang paling penting adalah Kesalehan orang tua. Dengan kesalehan keduanya, anak-anak akan menjadi baik. Anak-anak tumbuh sesuai yang dibiasakan orang tuanya. Penyebutan ibu di dahulukan dari pada ayah karena beban terbesar dalam pendidikan anak berada di pundak ibu, mengingat kebersamaannya yang lebih lama dengan anak-anak, berbeda dengan ayah yang sibuk mencari rezeki. Mendidik anak-anak agar tumbuh mencintai dan mengamalkan agama ini.
.
Generasi yang demikian haruslah tumbuh dari tanah yang baik dan subur, sebagaimana yang dikatakan oleh as-Syaukhi: 'Ibu adalah madrasah jika engkau mempersiapkannya'. Dengan mempersiapkannya berarti telah menyiapkan generasi yang harum namanya. Ibulah madrasah pertama yang menelurkan ulama, dai dan mujahid-mujahid pemberani. Karenanya ibu (istri) solehah amatlah penting dalam membangun masyarakat dan melahirkan generasi yang diberkahi.
.
Rasulullah –shalallahu alaihi wasallam– pun mendorong dan memotivasi hal ini dengan sabdanya:
(( تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ : لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَلِجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا فاظفر بذات الدين تَرِبَتْ يَدَاك ))
“Wanita dinikahi karena empat hal; karena hartanya, keturunannya, kecantikannya dan agamanya. Pilihlah agamanya maka engkau tidak akan menyesal.” [1]
Benar… Beruntunglah engkau yang memilih istri solehah lagi berilmu, sehingga melahirkan untuk umat ini ulama. Beruntunglah engkau yang memilih istri mujahidah (pejuang), sehingga melahirkan untuk umat ini para kesatria. Beruntunglah engkau yang memilih istri pendakwah, sehingga melahirkan untuk umat ini para juru dakwah. Beruntunglah engkau yang memilih istri yang ahli ibadah, sehingga melahirkan untuk umat ini para ahli ibadah. Beruntunglah engkau…
.
Karenanya para ibu memiliki peran besar dan agung dalam membangun kepribadian anak dan dalam mendidik mereka agar mengamalkan agama ini. Demikian juga para ayah, yang memiliki peran besar yang tidak lebih kecil dari peran ibu. Berikut peringatan yang niscaya: 'Para orang tua hendaknya memperhatikan perkara penting yang memiliki pengaruh besar pada kepribadian anak yaitu interaksi antara orang tua. Interaksi antar kedua orang tua adalah pendidikan harian yang disaksikan langsung oleh anak-anak di depan mata mereka.' Yang Semestinya dilakukan orang tua:
1. Hendaknya keduanya saling menghargai, terkhusus jika berada di hadapan anak-anak.
2. Tidak mempertontonkan perselisihan keduanya di hadapan anak-anak.
3. Mengikuti petunjuk Nabi dalam hak-hak pergaulan serta saling komitmen di antara ayah dan ibu dengan hak-hak masing-masing.
.
Contoh Praktis Pentingnya Kesalehan Ibu Dan Ayah Dalam Membangun Kepribadian Anak. Ibu senantiasa menghentikan segala aktivitas ketika mendengar kumandang azan dan meminta anak-anak untuk melakukan hal yang sama. Menjelaskan kepada mereka bahwa Allah –subhânahu wata’âla– akan mencintai kita jika kita menunaikan shalat tepat pada waktunya. Kemudian segera berwudhu dan melaksanakan shalat.
.
Dengan demikian anak-anak akan tumbuh sedari dini melaksanakan shalat tepat pada waktunya kenapa? karena mereka telah belajar sejak kecil bahwa siapa yang melaksanakan shalat pada waktunya akan dicintai oleh Allah. Ini membantu dalam memudahkan anak merealisasikannya.
.
~Kisah pentingnya peran orang tua dalam membangun kepribadian anak:~
Sejarah Islam yang mulia merekam kisah-kisah dan contoh kepribadian anak yang dipengaruhi oleh kepribadian ayah dan ibu mereka. Di antaranya :

📃 Kepribadian Seorang Ayah.
Diceritakan bahwa keberanian Abdullah Ibn az-Zubair adalah pengaruh dari keberanian ayah dan ibunya -radiallahu’anhuma– yang ditirunya.
.
Al-Laits meriwayatkan dari Abul Aswad dari Urwah, katanya:
“Az-Zubair memeluk Islam dalam usia 8 tahun. Suatu waktu dia pernah tersugesti oleh syetan bahwa Rasulullah –shalallahu alaihi wasallam– ditangkap di dataran tinggi Mekkah. Az-Zubair yang masih kanak-kanak, berusia 12 tahun keluar rumah sambil membawa pedang. Setiap orang yang melihatnya terheran-heran dan berkata:
“Anak kecil menenteng pedang?!”
Hingga akhirnya bertemu Nabi. Nabi turut heran terhadapnya dan bertanya:
“Ada apa denganmu wahai az-Zubair?!”
Az-Zubair mengabarkan (sugesti yang terlintas dalam fikirannya) seraya berkata:
“Aku datang untuk memenggal dengan pedangku ini siapa pun yang menangkapmu!”[2]
*
📃 Keberanian Sang Ibu
Cerita keberanian Asma binti Abu Bakar, Ibu dari Abdullah Ibnu az-Zubair –radiallahu’anhum-.
Imam adz-Zahabi berkata:
Abu al-Muhayyah Ibn Ya’la at-Taymi Menceritakan kepada kami dari ayahnya, katanya:
“Aku masuk Mekkah setelah tiga hari terbunuhnya Ibnu az-Zubair yang terpasung. Ibunya yang sudah renta datang dan berkata kepada al-Hajjaj:
“Bukankah sekarang saatnya bagi yang terpasung untuk turun?”
“Si munafik?” Sela al-Hajjaj.
“Demi Allah, dia bukanlah orang munafik. Dia adalah anak yang senantiasa berpuasa, shalat malam dan berbakti pada orang tua.” Sergah Ibu Ibnu az-Zubair.
“Pergilah engkau wahai orang tua, engkau tengah membual.” Ucap al-Hajjaj.
Ibu Ibnu Zubair berkata lagi: “Tidak, demi Allah, aku tidaklah membual setelah Rasulullah bersabda:
((في ثقيف كذاب ومبير))
“Di Tsaqif akan ada pendusta dan orang yang lalim[3]….”[4]
*
📃 Keberanian Sang Anak
Cerita keberanian Abdullah Ibn Zubair:
Ishaq Ibn Abu Ishaq berkata:
Aku hadir pada peristiwa terbunuhnya Ibnu az-Zubair, dimana para tentara masuk mengepungnya dari setiap pintu masjid. Ketika sekelompok pasukan masuk dari suatu pintu, Abdullah Ibn az-Zubair menghalau dan mengeluarkan mereka. Dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba jatuh plafon masjid dan menimpanya sehingga membuatnya tersungkur. Dia membaca bait syair:
Asma, 'wahai Asma[5] janganlah menangisiku
tidak akan tertinggal selain kemuliaan dan agamaku
serta pedang yang tergenggam di tangan kananku'[6]
.
📃 Rasa Takut Sang Ayah
Kisah rasa takut sang ayah, Fudhail Ibn Iyadh –rahimahullah– dan kekhawatirannya kepada Allah.
Muhammad Ibn Nâhiah berkata:
“Aku shalat subuh bermakmum di belakang al-Fudhail. Dia membaca surat al-Hâqah. Ketika tiba pada bacaan:
“(Allah berfirman): “Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya.” (QS. Al-Hâqoh:30)
Al-Fudhail tidak kuasa membendung tangisnya.[7]
*
Ishaq Ibn Ibrahim at-Thabari berkata:
“Aku tidak mengetahui seseorang yang lebih takut terhadap dirinya dan lebih perhatian kepada manusia dari pada al-Fudhail. Bacaan al-Qur'annya miris, merindu, perlahan, dan syahdu, seolah sedang berkomunikasi dengan seseorang. Jika lewat pada ayat yang menyebutkan tentang surga, ia mengulang-ulanginya.[8]
.
📃 Rasa Takut Anak Kepada Allah swt.
Kisah rasa takut dan khawatir seorang anak (Ali putra al-Fudhail Ibn ‘Iyâdh)
Abu Bakar Ibn ‘Iyâsy berkata:
“Aku shalat magrib di belakang Al-Fudhail Ibnu ‘Iyadh, sementara putranya, Ali berada di sampingku. Al-Fudhail membaca:
“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu. Sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu). Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin. niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim. Dan sungguh kamu benar-benar akan melihatnya dengan ‘ainul yaqin. Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).”
Ketika sampai pada ayat:
“Niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim,”
Ali jatuh pingsan, sedangkan al-Fudhail terus melanjutkan bacaannya.[9]
Abu Sulaiman ad-Dârani berkata:
“Ali Ibn Fudhail tidak sanggup membaca surat al-Qori’ah atau dibacakan kepadanya.”[10]
.
:: ANAK DAN KEDUA ORANG TUA ::
Habib Ibn Zaid Terpengaruh Oleh Kedua Orang Tuanya
~Pengorbanan Ibu~
Anas berkata: “Abu Tolhah melamar Umu Sulaim. Umu Sulaim berkata kepada Abu Tolhah:
“Tidaklah layak bagiku menikahi lelaki musyrik (politeisme). Tidakkah kamu tahu wahai Abu Tolhah bahwa tuhan-tuhanmu dibuat oleh Abdu Alu Fulan. Jika engkau bakar tuhan-tuhan itu niscaya akan terbakar.”
Abu Tolhah pun berlalu, sedangkan dalam hatinya terngiang-ngiang apa yang dikatakan Umu Sulaim. Berselang dari itu dia datang lagi kepada Umu Sulaim dan berkata:
“Apa yang telah engkau ajukan kepadaku aku terima. Tidak ada mahar bagimu selain memeluk Islam.”
.
~Pengorbanan Seorang Ayah~
Anas berkata:
“Ketika perang Uhud kaum muslimin terdesak dan terpisah dari Rasulullah –shalallahu alaihi wasallam-, sedangkan Abu Tolhah tetap bersama Rasulullah melindung beliau dengan tombaknya. Abu Tolhah adalah seorang yang mahir memanah dan bertubuh kekar. Dia mampu mematahkan dua atau tiga busur sekaligus. Ketika ada seorang yang lewat membawa sekumpulan anak panah ada yang mengatakan:
“Berikan anak-anak panah itu kepada Abu Tolhah.”
Nabi –shalallahu alaihi wasallam– mendongak melihat siapa mereka, namun Abu Tolhah berkata:
“Demi ibu dan ayahku, janganlah mendongak sehingga terkena sasaran panah mereka. Biarlah tubuhku menjadi pelindungmu.[11]

~Anak Yang Mati Syahid~
Ibnu Kasir menyebutkan dalam kitab al-Bidâyah wa an-Nihâyah:
“Habib Ibn Zaid dibunuh oleh Musailamah al-Kazzab[12].
Ketika Musailamah menginterogasi Habib, dia bertanya:
“Apakah engkau bersaksi bahwa Muhammad Rasulullah?”
“Ya.” Jawab Habib.
“Apakah engkau bersaksi bahwa aku Rasulullah? Tanya Musailamah lagi.
Habib menjawab: “Aku tidak mendengar perkataanmu!”
(Musailamah berang) dan memutilasi Habib sambil mengulang-ulang pertanyaannya. Habib tidak menjawab lebih dari yang dikatakannya semula hingga menghembuskan nafas terakhirnya.[13]
.
Subhanallah... Semoga kita dapat mengambil pengetahuan bermanfaat yg bernilai ibadah lewat tulisan ini dan mengamalkan dalam kehidupan sehari - hari. Mudahan-mudahan Allah selalu mempermudah langkah kita, di manapun dan dalam keadaan apapun kita berada. Rasulallah SAW bersabda : "Barang siapa yang menyampaikan 1 (satu) ilmu saja & ada orang yg mengamalkannya, maka walaupun yang menyampaikan sudah tiada (wafat), dia akan tetap memperoleh pahala." (HR. Al-Bukhari)
.
Semoga bermanfaat, Aamiin Ya Rabbal'Aalamiin.
Wassalamu'alaikum.Wr. Wb.



Sumber :
30 Langkah Mendidik Anak Agar Mengamalkan Ajaran Agama (Salim Sholih Ahmad Ibn Madhi)
[1] Sahih al-Bukhari no.5090, Kitab: Nikah, Bab: al-Akhiffa fi ad-Diin.
[2] Siar a’lam an-Nubala I/41-42.
Buah Tak Jauh Dari Pohonnya
[3] Sabda Rasulullah itu adalah ramalan beliau akan peritiwa yang akan terjadi setelah kematiannya. Ibu Ibnu az-Zubair merupakan salah satu sahabat Nabi dari kaum wanita. Al-Hajjaj adalah salah seorang penguasa yang lalim.
[4] Siar a’lam an-Nubala 2/294.
[5] Asma adalah nama ibu dari Ibnu Zubair.
[6] Siar a’lam an-Nubala 3/377.
[7] Siar a’lam an-Nubala 8/444.
[8] Siar a’lam an-Nubala8/427/428.
[9] Siar a’lam an-NubalaVIII/443-444.
[10] Siar a’lam an-NubalaVIII/445.
[11] al-Bukhari no.3811 dan Fathul bâri VII/506.
[12] Seorang yang mengaku sebagai nabi setelah wafatnya Rasulullah –salallahu alaihi wasallam.
[13] Siar a’lam an-Nubala III/116.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"SAYA TAK MAU BERPISAH DG HARTA SAYA"

:: IDE MENDIDIK ANAK ::

SIFAT-SIFAT YG HARUS DIJAUHI SEORANG MUSLIM