☀KAJIAN SHOLAWAT NARIYAH☀

~JANGAN BERBUAT SYIRIK....
Karna AKAN KEKAL DI NERAKA..!!~
.
Bismillah, Assalamu’alaikum... Warahmatullahi Wabarakatuh.

☀KAJIAN SHOLAWAT NARIYAH 1.☀

Dari semua uraian (baca Sumber di bawah) yang sudah dipaparkan, setidaknya dapat kita ambil kesimpulan tentang sholawat nariyah yang mana diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Makna Sholawat Nariyah bisa menjadi syirik jika seseorang memandangnya atau mengartikannya semua kesusahan, kesulitan, menghilangkan bencana, terkabul keinginannya semata karena Nabi Muhammad. Padahal, sebagaimana yang kita ketahui bersama, yang bisa menghilangkan kesulitan, menghilangkan bencana, memenuhi kebutuhan, dan mengabulkan keinginan serta doa hanyalah Allah (Pahami Analisa Isi Sholawat Nariyah).
.
2. Sejarah atau riwayat Sholawat Nariyah yang disusun oleh Syaikh Nariyah sebagai sahabat nabi dan merupakan orang yang pertama masuk surga bersama nabi SANGAT DIRAGUKAN. Karena dalam sejarah sahabat-sahabat nabi, tidak ada satu pun sahabat nabi yang namanya "Syaikh" Nariyah dan riwayat tersebut juga tidak memiliki Sanad, sehingga bagi orang-orang yang memahami betul pentingnya sanad dalam sebuah riwayat, mereka akan sangat sulit melacak keotentikan cerita/kisah tersebut.
.
3. Riwayat asal usulnya belum jelas secara pasti, lagi pula membaca sholawat nariyah bukanlah kewajiban, sehingga apabila orang tidak mengamalkannya tidaklah berdosa, jika mengamalkan bisa jadi menjadi syirik maka sebaiknya.... TINGGALKAN, itu jauh lebih bijaksana dan aman.
.
~Shalawat NARIYAH , Bukan Shalawat Nabi, wajib dibuang dan dijauhi, (apa ruginya, ingat resiko lebih berat dan bahayanya, salah melangkah tidak akan bisa diperbaiki lagi jika sudah sampai di akherat kelak...)
.
Kembali Pada Hukum Asal Ibadah.
KEPADA IHFAH FILLAH KALAU KITA PUNYA MASALAH ATAU PERSELISIHAN PENDAPAT, KITA KEMBALIKAN PADA SYARIAT ISLAM YANG SUMBERNYA DARI ALLOH SWT (AL-QURAN) DAN ROSULNYA (HADIST TENTUNYA YG SHOHIH). DALAM USUL FIQIH DIJELASKAN BAHWA SETIAP PERIBADATAN HUKUM ASALNYA ADALAH HARAM DILAKSANAKAN KECUALI ADA DILILNYA. KALAU SHOLAWAT NARIYAH TIDAK ADA DALIL YG SOHIH MESTINYA KITA TINGGALKAN. KITA BERSHOLAWAT DENGAN SHOLAWAT YG DIAJARKAN OLEH ROSULLULLOH. DENGAN DEMIKIAN SEBENARNYA MASALAH SELESAI.
.
Sumber :
"Sejarah, Bacaan Sholawat Nariyah dan Artinya yang Penuh Kontroversi"

 HIKMAH, SHALAWAT

Blog Khusus Doa - Shalawat Nariyah merupakan salah satu Sholawat yang sangat populer dikalangan masyarakat muslim. Banyak yang meyakini manfaat sholawat nariyah mampu meringankan masalah, memecahkan kesulitan serta mudah tercapainya apa yang diharapkan, namun banyak juga yang berpendapat bahwa shalawat nariyah itu dilarang karena di dalamnya mengandung kesyirikan (menyekutukan Allah).

Dalam sejarahnya, Sholawat Nariyah tidak pernah ada di zaman Nabi Muhammad SAW dan para sahabat, sementara sejarah lain menyebutkan sholawat nariyah merupakan sholawat yang selalu diamalkan oleh sahabat nabi, dimana sahabat nabi tersebut mengamalkan atau membaca shalawat nariyah sebanyak 4.444 kali setiap malam, dan dengan amalan inilah ia sebagai orang yang pertama masuk surga bersama nabi.

Dari beberapa uraian diatas, dapat kita pahami bahwa sholawat nariyah ini ternyata memiliki kontroversi di kalangan muslim. Nah, pada halaman ini kami akan menguak atau memaparkan tentang Sholawat Nariyah yang kontroversial ini, yang berhasil kami rangkum dari berbagai sumber. Untuk selengkapnya, silakan simak sampai selesai uraiannya dibawah ini :
.
Bacaan Shalawat Nariyah Bahasa Arab, Tulisan Latin dan Terjemahannya

اَللهُمَّ صَلِّ صَلاَةً كَامِلَةً وَسَلِّمْ سَلاَمًا تَامَّاعَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ الَّذِىْ تَنْحَلُّ بِهِ الْعُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ وَتُقْضَى بِهِ الْحَوَائِجُ وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ وَحُسْنُ الْخَوَاتِمِ وَيُسْتَسْقَى الْغَمَامُ بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ فِى كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ بِعَدَدِ كُلِّ مَعْلُوْمٍ لَكَ

ALLAAHUMMA SHOLLI SHOLAATAN KAAMILATAN WASALLIM SALAAMAAN TAAMMAN 'ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADINIL LADZII TANHALLU BIHIL'UQODU WATANFARIJU BIHILKUROBU WATUQDHOO BIHILHAWAAIJU WATUNAALU BIHIR ROGHOOIBU WAHUSNUL KHOWAATIMI WAYUSTASQAAL GHOMAAMU BIWAJHIHILKARIIMI WA'ALAA AALIHII WASHOHBIHII FII KULLI LAMHATIN WANAFASIN BI'ADADI KULLI MA'LUUMIN LAKA.

 Artinya :
Ya Allah, limpahkanlah shalawat yang sempurna dan curahkanlah salam kesejahteraan yang penuh kepada junjungan kami Nabi Muhammad, yang dengan sebab beliau semua kesulitan dapat terpecahkan, semua kesusahan dapat dilenyapkan, semua keperluan dapat terpenuhi, dan semua yang didambakan serta husnul khatimah dapat diraih, dan berkat dirinya yang mulia hujanpun turun, dan semoga terlimpahkan kepada keluarganya serta para sahabatnya, di setiap detik dan hembusan nafas sebanyak bilangan semua yang diketahui oleh Engkau.
.
Dari bacaan shalawat nariyah dan terjemahannya seperti yang tertera diatas, ternyata ini menjadi kontroversi. Banyak buku-buku yang beredara di masyarakat dan/atau artikel-artikel di internet yang membahas Sholawat Nariyah, dan mengartikan kalau shalawat ini terdapat beberapa lafadz yang maknanya menyekutukan Allah (Syirik) dan/atau melanggar pengertian syirik, yaitu menyamakan selain Allah dengan Allah dalam hal-hal yang menjadi sifat khusus bagi Allah.
.
Salawat Nariyah adalah Syirik

Dilansir dari laman konsultasisyariah.com, terdapat 4 kalimat yang mengandung kesyirikan dalam sholawat nariyah. beberapa lafadnya adalah sebagai berikut :

تَنْحَلُّ بِهِ الْعُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ وَتُقْضَى بِهِ الْحَوَائِجُ وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ
.
Rincian Kalimat:
تَنْحَلُّ بِهِ الْعُقَدُ
Artinya : "Segala ikatan dan kesulitan bisa lepas karena Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam"
.
وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ
Artinya : "Segala bencana bisa tersingkap dengan adanya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam"
.
وَتُقْضَى بِهِ الْحَوَائِجُ
Artinya : "Segala kebutuhan bisa terkabulkan karena Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam"
.
وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ
Artinya : "Segala keinginan bisa didapatkan dengan adanya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam"
.
Nah, empat kalimat di atas merupakan pujian yang ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW. Jika kita perhatikan, empat kemampuan di atas merupakan kemampuan yang hanya dimiliki oleh Allah dan tidak dimiliki oleh makhluk-Nya siapa pun orangnya. Karena yang bisa menghilangkan kesulitan, menghilangkan bencana, memenuhi kebutuhan, dan mengabulkan keinginan serta doa hanyalah Allah.
.
Seorang Nabi atau bahkan para malaikat tidak memiliki kemampuan dalam hal ini. Oleh karena itu, ketika pujian-pujian ini ditujukan kepada selain Allah (termasuk kepada Nabi Muhammad SAW) maka berarti telah menyamakan makhluk tersebut dengan Allah dalam perkara yang menjadi hak khusus bagi Allah.
.
Selain keempat kalimat diatas, dalam Sholawat Nariyah terdapat pujian yang berlebihan kepada Nabi Muhammad SAW. Sementara Nabi sendiri melarang keras umatnya untuk memujinya secara berlebihan.
.
Suatu ketika ada seorang sahabat memuji Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan mengatakan: "Engkau adalah manusia terbaik di antara kami, putra dari manusia terbaik kami,…" kemudian beliau bersabda, "Janganlah kalian berlebih-lebihan dalam memujiku, sebagaimana orang-orang Nasrani berlebih-lebihan dalam memuji Nabi Isa A.S. Aku hanyalah seorang hamba, maka sebutlah Aku: Hamba Allah dan Rasul-Nya." (HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Syaikh Syu’aib Al Arnauth).
.
Dari sisi penamaan, patut diketahui bahwa kata naariyah merupakan pecahan dari kata naar (النار) yang artinya api. Maka bagaimana mungkin sesuatu yang isinya doa diberi nama yang mengesankan sesuatu yang buruk?. Tetapi ada yang menyebutkan bahwa asal usul nama Shalawat Nariyah itu diambil dari pengarangnya yakni Syaikh Nariyah (akan kami ulas dibawah).
.
Analisa Isi Shalawat Nariyah

Untuk meluruskan dan/atau menengahi uraian diatas tentang "kesyirikan Sholawat Nariyah serta yang Berlebihan" maka kita perlu menganalisa arti/terjemahan sholawat tersebut.

Seperti dilansir dari laman seteteshidayah.wordpress.com, Sebagian orang yang terlalu bersemangat mempersoalkan kata ganti "BIHI" (dengannya) pada lafadz shalawat nariyah di atas ditujukan kepada Rasulullah Muhammad SAW, maka hal itu adalah sebuah kesyirikan karena tidak boleh Rasulullah SAW bukanlah penyebab terurai segala ikatan dan kesulitan dan hilangnya segala kesedihan, serta dipenuhinya segala kebutuhan. Mereka mengatakan jika kata ganti “BIHI” diganti dengan “BIHA” yang artinya melalui shalawat itu sendiri maka Allah akan mengurai segala ikatan dan kesulitan dan hilang segala kesedihan, serta dipenuhinya segala kebutuhan maka hal ini menjadi benar.
.
Maka kepada saudara se-aqidah sesama muslim kita harus berusaha untuk husnudzon (berprasangka baik). Di dalam kaidah peradilan saja ketika mengadili orang, dikenal istilah praduga tak bersalah (presumption of innocence), walaupun ia jelas-jelas penjahat tetap harus didampingi pembela dan dijunjung tinggi kaidah ini. Apalagi ini dalam masalah agama kepada saudara sesama muslim, kok mudah sekali mengatakan syirik, sesat dan kafir?

Kata ganti "BIHI" di sini masih ada ruang penafsiran tergantung niat orang yang mengucapkannya. Jika ia benar-benar meyakini dan bermaksud Rasulullah-lah yang menguraikan kesulitan, menghilangkan segala kesedihan, memenuhi segala kebutuhan, maka tentu orang itu telah tergelincir dalam kesesatan dan kemusyrikan.
.
Namun seandainya yang dimaksud adalah bahwa melalui Rasulullah Muhammad s.a.w. kita mengenal agama ini, lalu dari situ kita jadi memahami agama ini, meyakini tentang Allah dan segala sifat dan kekuasaanNya maka dari situlah segala kesulitan kita menjadi terurai, segala kesedihan kita menjadi sirna, dan segala keinginan kita dikabulkan oleh Allah, maka hal ini adalah aqidah yang benar. Inilah mungkin yang dimaksud dengan perkataan ALLADZI TANHALLU BIHIL 'UQOD (terurai melalui mu segala ikatan), TANFARIJU BIHIL KUROB (dilepaskan / dihilangkan melalui mu segala kesedihan) dan seterusnya.

Terkadang makna dari kata-kata sangat relatif maksudnya dan bergantung pada prasangka yang ada di dalam otak. Jika prasangkanya sudah buruk apa yang diucapkan orang pun selalu nampak buruk dan salah. Terlebih dalam memandang kata-kata pujian yang disampaikan melalui puisi, lebih sering maknanya adalah majazi (bukan makna sesungguhnya). Sebagaimana orang yang jatuh cinta mengatakan "wajahmu rembulan", tentu jika dipahami apa adanya bisa dikatakan syirik. Namun maksudnya adalah wajahmu sangat cantik dan bercahaya seperti rembulan. Demikian pula ketika mengartikan lafadz WA YUSTASQOL GHOMAMU BIWAJ HIHIL KARIIM (dan dicurahkan hujan dengan wajahmu yang mulia), seperti yang tercantum dalam lafadz shalawat nariyah.
.
Pengagungan Berlebihan Terhadap Shalawat Nariyah
Adapun sikap sebagian orang yang terlalu berlebihan dalam meyakini keagungan shalawat nariyah sama buruk nya dengan sikap orang yang berlebihan dalam menyatakan nya sebagai syirik dan bid’ah. Situasi ini mirip seperti perkataan Ali bin Abi Thalib r.a. yang berkata :
.
 "Dua orang yang akan binasa, yaitu yang membenciku berlebihan dan mencintaiku berlebihan"
.
Maka sebagian orang mengatakan dengan mengucapkan sekian ribu kali shalawat nariyah akan dihilangkan segala kesusahan dan terpenuhi segala keinginan. Mereka beranggapan, barangsiapa membacanya sebanyak 4.444 kali dengan niat agar kesusahan dihilangkan, niscaya akan terpenuhi.
.
Justru mengucapkan shalawat nariyah ini kita memuji Rasulullah s.a.w. yang melalui beliau lah kita memahami hakikat kekuasaan Allah yang dapat menghilangkan kesulitan dan mengangkat kesedihan. Melalui baginda Rasululillah ini sampailah pada kita firman Allah :
 Katakanlah, ‘Panggillah mereka yang kamu anggap (tuhan) selain Allah, maka mereka tidak akan mempunyai kekuasaan untuk menghilangkan bahaya daripadamu dan tidak pula memindahkannya. Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmatNya dan takut akan siksa-Nya; sesungguhnya siksa Tuhanmu adalah sesuatu yang (harus) ditakuti. (Q.S. Al-Isra’[17] : 56-57)
.
Melalui ajaran beliau pula kita mengetahui aqidah yang benar bahwa Rasulullah s.a.w tidak mampu mengangkat kemudharatan dan musibah yang menimpa kita dan hanya kepada Allah-lah kita bermohon untuk diangkat kemudharatan dan musibah yang menimpa kita.
.
 Katakanlah, ‘Aku tidak kuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, niscaya aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman. (Q.S. Al-A’raf [7] : 188)
.
Maka kita harus mengembalikan maksud dari shalawat nariyah itu kepada kedudukannya yang sebenarnya. Walaupun tidak terlarang menyusun dan membaca shalawat karangan orang sholeh, ulama atau sahabat, namun keyakinan atas perkataan di dalamnya haruslah tetap lurus dan benar. Bisa jadi maksud yang menyusun shalawat nariyah itu tidaklah demikian, sementara orang-orang yang mengkultuskan dan terlalu berlebihan dalam mengidolakannya memelencengkan maksud shalawat tersebut dan menambah-nambahinya dengan pengagungan yang berlebihan.
.
Sejarah / Riwayat Shalawat Nariyah

Sebagaimana yang sudah kami sebutkan pada awal halaman ini, bahwa Nabi Muhammad SAW tidak pernah mengajarkan sholawat nariyah, karena memang shalawat ini tidak ada pada zaman Nabi. Namun ada sebuah riwayat yang menyebutkan bahwa sholawat nariyah disusun oleh sahabat nabi yakni Syaikh Nariyah.

Dikutip dari laman indospiritual.com, Sholawat Nariyah adalah sebuah sholawat yang disusun oleh Syekh Nariyah. Syekh yang satu ini hidup pada jaman Nabi Muhammad sehingga termasuk salah satu sahabat nabi. Beliau lebih menekuni bidang ketauhidan. Syekh Nariyah selalu melihat kerja keras nabi dalam menyampaikan wahyu Allah, mengajarkan tentang Islam, amal saleh dan akhlaqul karimah sehingga syekh selalu berdoa kepada Allah memohon keselamatan dan kesejahteraan untuk nabi. Doa-doa yang menyertakan nabi biasa disebut sholawat dan syekh nariyah adalah salah satu penyusun sholawat nabi yang disebut sholawat nariyah.
.
Suatu malam syekh nariyah membaca sholawatnya sebanyak 4444 kali. Setelah membacanya, beliau mendapat karomah dari Allah. Maka dalam suatu majelis beliau mendekati Nabi Muhammad dan minta dimasukan surga pertama kali bersama nabi. Dan Nabi pun mengiyakan. Ada seseorang sahabat yang cemburu dan lantas minta didoakan yang sama seperti syekh nariyah. Namun nabi mengatakan tidak bisa karena syekh nariyah sudah minta terlebih dahulu.

Mengapa sahabat itu ditolak nabi? dan justru syekh nariyah yang bisa? Para sahabat itu tidak mengetahui mengenai amalan yang setiap malam diamalkan oleh syekh nariyah yaitu mendoakan keselamatan dan kesejahteraan nabinya. Orang yang mendoakan Nabi Muhammad pada hakekatnya adalah mendoakan untuk dirinya sendiri karena Allah sudah menjamin nabi-nabiNya sehingga doa itu akan berbalik kepada si pengamalnya dengan keberkahan yang sangat kuat.
.
Jadi nabi berperan sebagai wasilah yang bisa melancarkan doa umat yang bersholawat kepadanya. Inilah salah satu rahasia doa/sholawat yang tidak banyak orang tahu sehingga banyak yang bertanya kenapa nabi malah didoakan umatnya? untuk itulah jika kita berdoa kepada Allah jangan lupa terlebih dahulu bersholawat kepada Nabi SAW karena doa kita akan lebih terkabul daripada tidak berwasilah melalui bersholawat.

Inilah riwayat singkat sholawat nariyah. Hingga kini banyak orang yang mengamalkan sholawat ini, tak lain karena meniru yang dilakukan syekh nariyah. Dan ada baiknya sholawat ini dibaca 4444 kali karena syekh nariyah memperoleh karomah setelah membaca 4444 kali. Jadi jumlah amalan itu tak lebih dari itba' (mengikuti) ajaran syekh.
.
Ada juga yang menyebutkan, Shalawat Nariyah konon disusun oleh seorang ulama magribi (sekarang disebut negara Maroko) bernama Ibrahim Attaziy Al-Maghribiy, shalawat inipun dikenal dengan nama shalawat Ta’ziyah Attafrijiyyah, namun orang Maroko sering menyebutnya shalawat nariyah. Wallahu 'alam, hanya Allah yang tahu.
.
Kejanggalan Sejarah/Riwayat Syaikh Nariyah (Penyusun Shalawat Nariyah)

Dari cerita tersebut di atas tentang Syaikh Nariyah, ada beberapa hal yang hendaknya kita perhatikan dengan seksama, yang pertama yakni: Benarkah ada sahabat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam yang bernama Syaikh Nariyah?

Dilansir dari laman metafisis.net, Para sahabat Nabi adalah orang-orang yang beriman yang hidup di zaman, mereka dimuliakan oleh Allah dan dipuji oleh Allah dan Rasul-Nya dengan pujian Khairun Naas (Manusia Terbaik). Oleh karena itu, banyak diantara kalangan para ulama yang menaruh perhatian yang sangat besar tentang biografi dan perjalanan hidup para sahabat Nabi. Oleh karena itu begitu banyak kitab yang ditulis yang mengumpulkan biografi dan perjalanan hidup generasi terbaik ini dan beberapa generasi yang hidup di zaman kemuliaan Islam tersebut.
.
Sebut saja Hilyatul Awliyaa` yang ditulis oleh Al-Hafizh Abu Nu’aim Al-Asfahani. Ada lagi kitab Tahdzibul Kamal karya al-Hafizh Al-Mizzi, Shifatush Shafwah karya Imam Ibnul Jauzi, Al-Ishabatu fi Tamyizish Shahabah karya al-Hafizh Ibn Hajar al-’Asqalani dan berbagai kitab sejarah lainnya yang intinya adalah para ulama memberikan perhatian yang sangat besar terhadap biografi dan perjalanan hidup para sahabat Nabi.
.
Para dewan redaktur majalah As-Sunnah mengatakan, “Setelah meneliti berbagai kitab di atas dan juga referensi biografi lainnya, yang biasa diistilahkan para Ulama dengan kutubut tarajim wa ath-thabaqat, ternyata tidak dijumpai seorang pun di antara Sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang bernama Nariyah. Bahkan sepengetahuan kami, tidak ada seorang pun Ulama klasik yang memiliki nama tersebut. Lalu, dari manakah orang tersebut berasal ??”
.
Sebenarnya ada sebuah kejanggalan pada nama orang yang disangka sebagai sahabat Nabi tersebut, yakni: jika kita terbiasa berinteraksi dengan hadits-hadits Nabi dan biografi para sahabat, belum pernah kita jumpai adanya nama sahabat Nabi yang mendapat ‘gelar’ “SYAIKH”. Perhatikanlah nama di atas, “Syaikh Nariyah”. Ini adalah sesuatu hal yang sangat tidak lazim terjadi di kalangan para ulama salaf, terlebih lagi para sahabat Nabi.
.
Cobalah seandainya seseorang sedikit saja membaca kitab para ulama yang menuliskan biografi para sahabat, ketika mendengar atau membaca nama Syaikh Nariyah yang disangka sebagai sahabat Nabi, maka ia akan merasakan sesuatu yang aneh, ganjil dan tidak lazim. Mungkin –Allahua’lam- orang yang membuat kisah ini adalah orang yang tidak terbiasa berinteraksi dengan nama para sahabat Nabi, sehingga ia melakukan tindakan yang cukup fatal dan dianggap ganjil oleh orang-orang yang terbiasa dengan biografi para sahabat Nabi.

Dari sini saja kita sudah sangsi tentang keshahihan kisah tersebut sehingga kita bisa menyimpulkan bahwa tidak ada sahabat Nabi yang bernama Syaikh Nariyah. Jadi, penyandaran shalawat ini kepada sahabat Nabi yang bernama Syaikh Nariyah sangat diragukan kebenarannya.
.
Kemudian yang kedua, kisah tersebut di atas dinukil dengan tanpa sanad sehingga bagi orang-orang yang memahami betul pentingnya sanad dalam sebuah riwayat, mereka akan sangat sulit melacak keotentikan cerita di atas. Jangankan sanad, artikel tersebut juga tidak mencantumkan referensi dari mana kisah itu dinukil. Sepertinya, -Allahua’alam- orang yang membuat kisah di atas bukanlah orang yang memiliki amanah ilmiah yang bisa dipertanggung jawabkan karena gelapnya asal-usul dan periwayatan kisah tersebut di atas.

Imam ‘Abdullah bin al-Mubarak pernah berkata, “Isnad adalah bagian dari agama. Jika tidak ada isnad, seseorang akan bebas mengatakan apa yang dikehendakinya.” (Diriwayatkan oleh Imam Muslim rahimahullah dalam muqaddimah Shahihnya).
.
Jadi, memang sangat diragukan kalau "Syaikh Nariyah" adalah sahabat nabi. Karena kami sendiri (Admin Blog Khusus Doa) baru tahu setelah baca riwayat tersebut, kalau ternyata ada salah satu sahabat nabi yang gelarnya "Syaikh". Padahal, kalau kita mau pelajari dari sekian banyaknya nama-nama sahabat nabi, tidak ada yang namanya Syaikh dan/atau Nariyah.
.
Sebagaimana dikutip dari laman id.wikipedia.org, beberapa sahabat nabi yang terkenal adalah sebagai berikut :
Abdullah bin Umar
Abdurrahman bin Auf
Abu Bakar
Abu Dzar Al-Ghiffari
Abu Hurairah
Abu Ubaidah bin al-Jarrah
Ali bin Abi Talib
al-Qamah
Amru bin Ash
Bilal bin Rabah
Hakim bin Hazm
Hamzah bin Abdul Muthalib
Khalid bin Walid
Mua'dz bin Jabal
Mua'wiyah bin Abu Sufyan
Mus'ab bin Umair
Salman al-Farisi
Sa'ad bin Abi Waqqas
Sa'id bin Zayd bin `Amr
Thalhah bin Ubaidillah
Zaid bin Khattab
Umar bin Khattab
Usamah bin Zaid bin Haritsah
Usman bin Affan
Uwais Al-Qarny
Wahsyi
Zubair bin Awwam
Dan masih banyak lagi sahabat nabi yang lainnya, namun tidak ada yang bergelar "Syaikh" dan/atau nama NARIYAH.
.
Wabillahi taufiq walhidayah, Semoga kita semua diberi petunjuk dan hidayah oleh Allah SWT.
Wallahu A'lam Bishawab.

Wa'alaikumussalaam Warahmatullaahi  Wabarakaatuh.

Komentar

:: TAWASUL ::
Tawasul yang dilarang, menurut kalangan yang membenarkan tawassul, terdiri daripada tiga perkara:

1. Tawasul kepada Allah dengan dzat (peribadi) orang yang dibuat wasilah seperti orang yang berwasilah mengucapkan:
"Ya Allah, aku berwasilah kepada-Mu dengan (perantaraan) si fulan (diri peribadinya), supaya Engkau tunaikan hajatku."

2. Tawasul kepada Allah dengan kemegahan (bijahihi) dengan haknya (bihaqqi), dengan kehormatannya (bihurmatihi), atau dengan berkatnya (bibarakatihi) seperti orang yang berwasilah mengucapkan:
"Ya Allah, aku berwasilah kepada-Mu, dengan (perantaraan) kemegahan si fulan, atau dengan haknya, atau kehormatannya, atau keberkatannya, supaya Engkau kabulkan permohonanku."

3. Bersumpah kepada Allah dengan berwasilah kepada sesuatu seperti seseorang mengucapkan:
"Ya Allah, aku bersumpah kepada-Mu, dengan (perantaraan) si fulan, supaya Engkau penuhi permintaanku."

Tiga macam tawasul ini dihalalkan oleh kalangan yang membenarkannya tetapi sebenarnya menurut M.Nasib Ar-Rifai di dalam kitabnya, At-tawassulu ila haqiqatit tawassuli, semuanya adalah batil, fasiq dan menyalahi prinsip agama dan nas-nasnya.

Alasannya ialah tidak terdapat di dalam al Quran mahupun sunnah, sedangkan kita harus berpedoman kepada kedua-duanya, sebagaimana maksud firman Allah Taala dalam ayat 59 Surah An-Nisa':

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya, dan ulil amri antara kamu. Kem,udian jika kamuberlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

Adapun dalil dilarang bertawasul kepada peribadi seseorang tanpa mengikuti amal solehnya, antara lain:
1. Firman Allah Taala dalam surah Az-Zumar ayat 3 yang bermaksud:
Ingatlah hanya kepunyaan Allahlah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah berkata, "Kami tidak menyembah mereka, melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya." Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjukkan orang-orang yang pendusta dan sangat engkar.

Dalam terjemahan ayat di atas, terdapat dua keajaiban:
(a) Menyembah pelindung selain daripada Allah Taala.
(b) Mendekatkan diri kepada Allah Taala dengan perantaraan peribadi makhluk.

Kedua-duanya adalah aib dan berdosa, batil, dusta dan sesat. Dalilnya, firman Allah Taala dalam surah Saba' ayat 37 yang bermaksud:
Dan sekali-kali bukanlah harta dan bukan (pula) anak-anak kamu yang mendekatkan kamu kepada Kami sedikit pun tetapi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal soleh, mereka itulah yang memperolehi pembalasan yang berlipat ganda disebabkan apa yang telah mereka kerjakan, dan mereka aman sentosa di tempat-tempat yang tinggi (dalam syurga).

Sesungguhnya orang yang mendekatkan diri kepada Allah, mendapat kedudukan yang tinggi dan kebaikan mereka dilipatgandakan. Semuanya berhasil dicapai daripada amal soleh mereka, bukan dengan kemegahan seseorang dan bukan dengan wasilah-wasilah.
2. Tatkala ditanya orang kepada Ibn Taimiyyah tentang wasilah itu, beliau berkata;
"Jika yang dimaksudkan dengan wasilah itu adalah sesuatu yang tak dapat tidak menyampaikan perintah Allah kepada kita, maka hal itu benar. Sebab makhluk tidak mengetahui apa yang dikasihi Allah dan apa yang diredai-Nya. Tidak mengetahui apa yang diperintahkan-Nya dan apa pula yang dilarang-Nya. Dan tidak mengetahui keramat yang dikurniai-Nya kepada para wali, tidak mengetahui seksaan apa yang ditimpakan-Nya kepada musuh-musuh-Nya. Tidak mengetahui asma-ul-husna yang menjadi hak-Nya, sifat-sifat-Nya yang serba maha yang hakikatnya tidak terjangkau oleh akal, dan lain-lain, kecuali dengan wasilah (perantara) Rasul-Rasul yang diutuskan-Nya kepada para hamba-Nya."

"Jika yang dimaksudkan dengan wasilah itu adalah sesuatu yang tidak dapat tidak untuk menarik manfaat dan menolak mudarat, seperti wasilah memohon rezeki, pertolongan dan petunjuk dan segala sesuatu kembali kepada orang yang dijadikan wasilah, maka hal itu adalah sebesar-besar syirik, sebab mereka menjadikan para wali memberi syafaat, bukan Allah. Mereka menarik manfaat dan menolak mudarat dengan wali-wali itu."
.
3. Imam Abu Hanifah dalam 'Ad-Durrul Mukhtar menyatakan tidak wajar seseorang berdoa kepada Allah, melainkan dengan asma ul husna dan doa-doa yang diizinkan sebagaimana firman Allah Taala yang tertera dalam surah Al-'Araf ayat 180 yang bermaksud:

Allah mempunyai asma-ul-husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asma-ul-husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang daripada kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa-apa yang telah mereka kerjakan.

Menurut kitab Al-'Aqidah at-Thahawiyyah, Imam Abu Nifah dan dua orang sahabatnya, Muhammad dan Abu Yusuf berpendapat, makruh hukumnya orang berdoa dengan mengucapkan (yang bermaksud):
"Aku mohon kepada-Mu dengan hak (kebenaran) si fulan, atau dengan hak (kebenaran) Nabi-Nabimu, atau Rasul-Rasul-Mu, dengan hak (kebenaran) Baitul Haram, dengan hak (kebenaran) Masy'aril Haram, dan sebagainya."
.
4. Ibn Arabi, seorang tokoh Syeikh Sufiyyah dalam Al-Futuhatul Makkiyyah, jilid 4 halaman 226 menyatakan, "Janganlah seseorang berwasilah kepada Allah dengan sesuatu kerana wasilah itu adalah menuntut pendekatan, sedangkan Allah itu dekat dan berita-Nya benar."

Adapun wasilah dengan mengucapkan 'bijahi fulanin' (berkat kemegahan si fulan) atau 'bihaqqi (dengan berkat kebenarannya), atau di-hurmatihi (berkat kehormatannya), menurut Nasib Ar-Rifai' dalam kitabnya 'At-Tawassshul Ila Haqiqatit Tawassul' sama sekali tidak disyariatkan Allah dan tidak pernah disampaikan oleh Nabi s.a.w. Tidak diperintahkan, tidak dianjurkan dan tidak seorang sahabat pun yang melakukannya.

Nasib Ar-Rifa'i berdalil kepada salah satu firman Allah Taala dalam surah An-Najm ayat 39-41 yang bermaksud:
"Dan bahawasanya seseorang manusia tidak memperolehi selain apa yang telah diusahakannya. Dan bahawasanya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna.

Berdasarkan ayat tersebut, Nasib Ar-Rifai' berkata, 'maka sesuatu yang tidak anda usahakan, tentulah anda tidak mendapat bahagian daripadanya. Maka tawassul anda dengan kemegahan seseorang (bijahihi) atau dengan kehormatannya (bihurmatihi) atau kedudukannya yang tinggi, berlawanan dengan ayat itu.

'Syarah Al-Aqidah At-Thahawiyyah menyatakan bahawa tidak ada sangkut-pautnya kebaikan orang lain yang dibuatkan wasilah dengan makbulnya doa. Seolah-olah orang yang berwasilah mengucapkan 'kerana si fulan termasuk hamba-Mu yang soleh, maka perkenankanlah doaku."

Menonjolkan amal soleh orang lain sebagai wasilah dalam berdoa, termasuk dalam doa yang melampaui batasan. Sedangkan Allah Taala melarang orang berdoa melampaui batasan sama ada tentang isi permintaan atau pun cara ia dipinta.

Doa seperti itu adalah bidaah, tidak pernah dikutip dari Nabi s.a.w dan tidak dari Sahabat r.a, tabiin dan tidak pula dari imam-imam terkemuka. Cara berdoa seperti itu hanya boleh dilihat di tokong, biara atau pun kuil.

Firman Allah Taala dalam surah Al-'Araf pada ayat 55 yang bermaksud:
"Berdoalah kepada Tuhanmu dengan merendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batasan."

Mufti Mesir, Syeikh Hasan Makmun, dalam majalah 'Idza'atul Mishriyyah,' tanggal 7 Mac 1957, dikutip oleh Nasib Ar-Rifa'i dalam kitabnya, 'At-Tawashshul Ila Haqiqatit Tawassul,' menfatwakan bahawa bertawassul dengan kuburan wali-wali dan orang mati, salah satu hal yang menjerumuskan orang kepada syirik, yang biasa dilakukan orang pada zaman jahiliyyah.

Dan syafaat itu hanya ada nanti pada hari kemudian, tidak ada di dunia ini!

Maka ziarah kubur, tawassul dengan wali-wali dan memohon syafaat mereka, semuanya itu adalah haram, bertentangan dengan syariat, di dalamnya terdapat syirik kepada Allah.

Demikian fatwa Syeikh Hasan Makmun, Mufti Mesir.
:: JAGA TAUHID, DARI PENYESATAN IBLIS ::
.
Aqidah Tauhid ini merupakan asas agama. Semua perintah dan larangan, Segala Bentuk IBADAH dan KETAATAN, semuanya harus Dilandasi dengan AQIDAH TAUHID.
.
Tauhid inilah yang menjadi kandungan dari syahadat.
"Asyhadu an-Laa Ilaaha Illallah wa Asyhadu an-na Muhammadarrosuululloh". 'Aku besaksi Tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah Utusan Allah.'

.
Semoga Allah swt. memelihara iman kita . Syarat-syarat 'Laa ilaaha illallah' itu ada delapan, yaitu:
1. Al ‘Ilmu (Mengetahui)
2. Al Yaqin (Meyakini)
3. Al Qobul (Menerima)
4. Al Inqiyad (Tunduk Patuh)
5. Ash Shidq (Jujur /Benar)
6. Al Ikhlas (Ikhlas)
7. Al Mahabbah (Cinta)
8. Al Kufru bimaa Siwaahu
(Mengingkari Sesembahan yang Lain)
.
Maka, tidaklah sah suatu amal atau ibadah apapun, tidaklah ada orang yang bisa selamat dari neraka dan bisa masuk surga, kecuali apabila dia mewujudkan tauhid ini dan meluruskan aqidahnya.

Keimanan inilah yang harus senantiasa kita jaga dari kotoran dan penyimpangan. "Amal harus di-ilmuni dan Ilmu harus diamalkan".
.
Ingat... dengan usaha iblis yg sudah ribuan tahun, sumpah iblis atau setan yang Dilaknati Oleh Allah SWT. Manusia untuk selalu waspada, setan tidak akan pernah menyerah untuk menggoda, mereka akan selalu berusaha menyesatkan anak-cucu Nabi Adam as.
.
Mengeser aqidah-tauhid, dengan menyisipkan nilai-nilai syirik, hal-hal yang terang atau sehalus apa pun, sampai dengan hari kiamat, termasuk saat menjelang ajalpun masih akan berusaha menyesatkan manusia.
.
-Mari Murnikan Tauhid-
.
Allah Maha Mendengar, Allah Maha Kuasa, kalau kita bisa (diperkenankan) MEMOHON LANGSUNG kenapa lewat perantara, atau wasilah ? Ingat hal-hal seperti itu juga dilakukan pada umat sebelum Nabi Muhammad saw. Mereka memohon ampunan dosa dan keselamatan (ajaran penebusan dosa orang kafir) bahkan sampai menyembah Nabi Isa as.
.
Ajaran, amalan yang tidak didasari Ayat al-Qur'an dan contoh dari Rasulullah saw. (as sunnah) akan tertolak, dan juga amal ibadah harus IKHLAS.
.
Memohon keselamatan, ampunan dosa, memohon di do'a-kan pada manusia yang sudah meninggal, hal itulah termasuk bagian dari syirik, bertaubatlah sebelum ajal menjemput, segera karna manusia tidak tahu kapan waktunya dan dimana.
.
Bentuk syirik yang sejenis memohon-berharap pada hal goib, batu cincin, pusaka, jimat, patung, gunung, pohon dst. semua benda/mahluk mati yang dipercaya punya tuah, kekuatan intinya semua penyembahan, pemohonan ampunan, harapan keselamatan, dst. yang ditujukan kepada selain ALLAH SWT, itulah syirik.
.
Penjelasan dalam al-Qu'an, yang mempunyai syafa’at adalah Allah (39:44). Makhluk Allah dapat memberikan syafa’at karena ada ijin dari Allah (10:33).
.
39:44. Katakanlah: "Hanya kepunyaan Allah syafa’at itu semuanya. Kepunyaan-Nya kerajaan langit dan bumi. Kemudian kepada- Nyalah kamu dikembalikan"
.
10:3. Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah Yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy untuk mengatur segala urusan. Tiada seorangpun yang akan memberi syafa'at kecuali sesudah ada izin-Nya. (Dzat) yang demikian itulah Allah, Tuhan kamu, maka sembahlah Dia. Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran?
.
Jika kita ingin mendapatkan syafa’at (pertolongan), kita meminta kepada yang mempunyai syafa’at itu, yaitu Allah. Ini adalah logika yang jelas bahwa kita meminta sesuatu kepada yang mempunyainya. Kita wajib meminta syafa’at hanya kepada Allah. Sebagai manusia, kita hanya mengikuti kehendak Allah. Kita tidak boleh mendikte Allah untuk menentukan makhluk yang menjadi pemberi syafa’at. Kita serahkan saja kepada Allah untuk menentukan makhluk yang dijinkan-Nya untuk menjadi pemberi syafa’at.
.
Ingat Allah Maha Kuasa, mintalah, berlindunglah hanya pada Allah swt.
Sebagaimana yang dimaksud oleh firman Allah (yang artinya), “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuri iman mereka dengan kezaliman, mereka itulah orang-orang yang diberikan keamanan, dan mereka itulah orang-orang yang diberikan petunjuk.”. (QS. Al-An’aam : 82)
.
Sehingga, dengan iman yang bersih dari kezaliman, (sementara kezaliman terbesar itu adalah syirik), itulah yang akan meraih kebahagiaan, keselamatan, dan petunjuk ar-Rahman.
.
Mereka itulah yang selamat di dunia dan di akhirat.
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya dia tidak akan sesat dan tidak pula celaka.” (QS. Thaha : 123)
.
Perlu difahami, tidak ada seorang nabi pun yang diutus melainkan mengajak ummatnya kepada Tauhid dan melarang dari kesyirikan.
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya)” “(Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan supaya tidak ada alasan bagi manusia (untuk) membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. An Nisaa : 165)
.
Demikian juga dengan pokok ajaran Islam dan kaidah dakwah para rasul berporos pada perkara ini, yaitu : 'perintah untuk beribadah kepada Allah semata dan tidak tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apa pun'.
Firman Allah swt :
'Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.'.
(QS. Al Faatihah, 1:5)
.
Sungguh, Allah adalah Dzat Yang Maha Kuasa, Yang Maha Bijaksana. Dia memiliki kebijaksanaan yang sempurna yang jauh melampaui kebijaksanaan seluruh makhluk. Di antara bentuk kebijaksaan Allah adalah Ia ciptakan surga dengan segala macam kenikmatannya sebagai tempat kembali para hamba-Nya yang beriman kepadanya.
.
Dan merupakan bentuk keimanan kepada Nya adalah beriman dengan para nabi dan rasul yang telah Ia utus ke dunia ini. Kita diperintahkan untuk meyakini mereka sesuai dengan apa yang diberitakan oleh Allah dan Rasul-Nya.
.
-Kesesatan dan Kesyirikan-
.
Sepanjang sejarah manusia, telah banyak para nabi dan rasul yang Allah utus ke dunia ini yang bertugas menyampaikan dan mengajarkan agama-Nya serta mengajak manusia untuk beribadah hanya kepada-Nya. Salah satu di antara mereka adalah Nabi Isa ‘alaihissalaam.
.
Kok malah yang diutus, yang disembah !?
Itulah Bentuk KESESATAN yangg diharapkan oleh Iblis, agar anak-cucu Nabi Adam as, terperosok ke neraka besama mereka. Lewat tangan-tangan manusia kafir sebelumnya (kaum yahudi, dll) selalu berusaha mengeser 'jalan yg lurus' atau ajaran yang TAUHID.
.
Apakah Agama Islam juga berusaha dibelokkan ??
YA, banyak aliran sesat yang mengaku Islam, tapi mereka menyimpang dari Tauhid.
.
AGAMA ISLAM, Jelas dan Tegas, al-Qur'an DIJAMIN Keaslian dan Kebenarannya Oleh Allah Swt, setiap usaha perubahan, penyimpangan akan ketahuan.

"Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya." (Qur’an Surat Al-Hijr ayat 9)
.
Ajaran Islam harus di dasari :
1. AL-QUR'AN
2. AS SUNNAH (Hadist Shahih dan yang sesuai pemahaman para sahabat Rosulullah, Salafus Sholeh atau Manhaj Salaf.)
.
Dan orang-orang kafir itu berkata (di hari kiamat): 'Hai Tuhan kami! tunjukkanlah kepada kami dua golongan, yang telah menyesatkan kami, dari golongan jin dan manusia supaya kami jadikan mereka di bawah telapak-telapak kaki kami agar mereka jadi orang-orang rendah. (QS, Fushshilat, 41:29)
.
Demi mendengar tuduhan dan makian para ahli neraka terhadap dirinya, lalu iblis menyampaikan pidatonya di hadapan mereka untuk membela diri. Firman Allah SWT:
.
Dan berkatalah setan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: 'Sesungguhnya Allah menjanjikan kepadamu janji yang benar dan aku pun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku mengingkarinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan sekedar aku mengajakmu lalu kamu perkenankan aku; oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, akan tetapi cercalah diri kamu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamu pun sekali-kali tidak dapat menolong aku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatan kamu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu.' Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih.
(QS, Ibrahim, 14:22)
.
Maka sebagian dari mereka berusaha untuk meminta tolong kepada para pemimpin mereka sewaktu di dunia, yang telah menyesatkan dan menyebabkan mereka dicampakkan di neraka. seperti firman Allah:
.
Dan tatkala mereka akan berbantahan di neraka, yaitu orang-orang yang lemah (para pengikut) akan berkata kepada mereka yang sombong
Pengikut: Sesungguhnya kami pengikut-pengikut kamu, maka bisakah kamu hindarkan dari kami sebagian dari azab neraka ini?
(Mereka yang sombong itu berkata,)
(Mereka yang sombong itu berkata,)
.
Pemimpin: Kita semua berada di dalamnya, sesungguhnya Allah telah jatuhkan hukum antara hamba-hambaNya
(QS, Al Mukmin, 40:47-48)
.
Karena tidak tahan terhadap kepedihan siksa neraka, mereka memohon keringanan kepada Tuhan melalui malaikat-malaikat penjaga neraka, seperti firman Allah,
.
Dan orang-orang yang di neraka berkata kepada penjaga-penjaga Jahannam
Ahli neraka: Mintakanlah kepada Tuhan kamu supaya Ia meringankan dari kami sehari saja dari azab
Malaikat: Dan bukankah telah datang kepada kamu rasul-rasul kamu dengan membawa keterangan-keterangan?
Ahli neraka: Ya
Malaikat: Kalau begitu, berdoalah kamu; dan tidak ada doa orang-orang yang kafir itu melainkan dalam kesesatan
(QS, Al Mukmin, 40:49-50)
.
Mendengar jawaban dari malaikat-malaikat penjaga neraka itu, mereka lalu berputus asa sehingga yang mereka idam-idamkan hanyalah kematian, seperti firman Allah:
.
Dan mereka memanggil: 'Hai Malik! hendaklah Tuhanmu hukumkan kematian atas kami.'
Ia jawab: Sesungguhnya KAMU AKAN TETAP TINGGAL (di dalam neraka ini) (QS, Az-Zukhruf, 43:77)
.

Wallahu A'lam Bishawab.

Postingan populer dari blog ini

"SAYA TAK MAU BERPISAH DG HARTA SAYA"

:: IBADAH SHOLAT KITA ::

INFO LOWONGAN KERJA