:: IDE MENDIDIK ANAK ::



[ 100 Ide Cemerlang dalam Mendidik Anak ]



* Memperkuat Keimanan Anak
1. Buatlah hati anak selalu berhubungan dengan Alloh Subhanahu wa Ta'ala.
2. Berusahalah agar anak Anda merasa selalu berada di bawah pengawasan Alloh Subhanahu wa Ta'ala, kapan dan di mana pun dia berada.
3. Berusahalah agar pengarahan-pengarah an yang ditujukan kepada anak didasarkan pada Kitabulloh dan Sunnah Rosul-Nya.
4. Tanamkanlah rasa hormat kepada Al Qur'an Al Karim dalam hati anak.
5. Berusahalah agar suasana rumah Anda menjadi harum.
6. Ajarilah anak tentang dzikir-dzikir dan etika-etika Nabi Shollallohu 'Alaihi wa Sallam.
7. Berusahalah agar anak selalu berhubungan dengan para syaikh (guru agama).

* Mengarahkan Perilaku Anak
8. Buatlah anak terbiasa melakukan kebaikan.
9. Berilah sejumlah pengarahan, tugas ataupun perintah kepadanya secara bertahap.
10. Pilihlah waktu yang tepat untuk memberikan pengarahan kepada anak.
11. Berbicaralah kepada anak secara terus terang dan jelas, tanpa berbelit-belit atau berkelok-kelok.
12. Gunakan peristiwa-peristiwa tertentu sebagai media dalam mendidik anak.
13. Biasakanlah anak untuk menghormati perasaan orang lain dan bantulah dia untuk mengetahuinya.
14. Bantulah anak dalam mempelajari (mengenal) hak-hak dan kewajiban-kewajiban nya.
15. Ajarkanlah kepada anak sifat amanah.
16. Mintalah pendapat anak setelah usianya mencapai 4 tahun dan berdiskusilah dengannya dalam mengambil sejumlah keputusan yang berhubungan dengan dirinya.
17. Ajarkanlah kepada anak cara-cara untuk mengatasi rasa bosan (jemu).
18. Ajarilah anak agar mau bersabar dalam menunggu sesuatu.
19. Dalam membina perilaku anak, tentukanlah cara-cara tertentu yang sesuai dengan tingkat usianya.
20. Jangan memberikan perhatian yang berlebihan kepada anak.
21. Ajarilah anak cara mengontrol diri.
22. Ajarilah anak sikap menghormati dan menghargai orang tuanya.
23. Bantulah menemukan teman yang sholih.

* Sepuluh Larangan untuk Orang Tua
24. Janganlah Anda berinteraksi dengan anak dengan cara yang digunakan oleh kedua orang tua Anda ketika berinteraksi dengan Anda, tanpa berpikir terlebih dahulu tentang baik buruknya.
25. Jangan Anda lontarkan satu pertanyaan pun atau jangan Anda berikan satu komentar pun yang bersifat tidak langsung ketika Anda memerintahkan kepada anak untuk melakukan sesuatu. (Footnote: Ini hanya terbatas untuk perintah-perintah yang sudah jelas saja, sebab pada saat-saat tertentu, metode seperti itu justru diperlukan.
26. Jangan lupa untuk selalu mengarahkan perilaku anak Anda, bahkan saat dia sedang bersenang-senang atau bergembira.
27. Jangan jadikan anak selalu berusaha untuk menghindari berbagai macam tantangan dalam kehidupan sehari-harinya.
28. Janganlah Anda memberikan pujian kepadanya secara berbarengan dengan pemberian celaan atau ejekan.
29. Janganlah Anda mendiskusikan masalah-masalah yang dihadapi anak di hadapan orang-orang lain.
30. Janganlah Anda marah dan berusahalah untuk bersikap tenang.
31. Jangan perlhatkan kepadanya rasa putus asa Anda dalam memperbaiki kepribadian atau perilaku anak.
32. Jangan berlebihan dalam memuji anak.
33. Jangan berlebihan dalam memanjakan anak dan menuruti semua permintaannya.

* Berpikiran Positif dan Berusaha Memotivasi Anak Agar Sukses
34. Ajarkanlah anak untuk berpikir positif dengan memulai dari diri Anda untuk berpikir positif.
35. Buatlah anak memahami bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya.
36. Ajarkanlah kepada anak untuk dapat menjadikan impiannya menjadi kenyataan.
37. Bisikkanlah hal-hal positif kepada dirinya.

* Memupuk Rasa Percaya Diri Anak
38. Panggillah anak dengan panggilan julukan.
39. Buatlah dia menghargai dirinya sendiri dan yakin akan kemampuannya sendiri.
40. Buatlah dirinya merasa percaya diri dan dihargai (dihormati).
41. Biarkanlah anak memilih bajunya sendiri.
42. Berikanlah tugas-tugas yang ringan terlebih dahulu kepada anak.
43. Berikanlah kesempatan kepadanya untuk mengungkapkan dan meminta apa yang dia inginkan.
44. Sebutkanlah di hadapan anak hal-hal (sikapnya) yang Anda dapat memetik pelajaran darinya.

* Memperhatikan Kecenderungan pada Masa Kanak-kanak
45. Berikan kesempatan untuk bermain, bermain dan bermain.
46. Biarkan anak mengungkap dunianya sendiri
47. Bedakan antara kebutuhan dan keinginan anak.
48. Meskipun tidak boleh mengacuhkan perasaan anak, Anda juga tidak boleh terpengaruh oleh tangisannya.
49. Ungkapan perasaan anak bukan bagian dari perilaku yang negatif.
50. Berbicaralah dengan anak sesuai dengan kemampuan akal dan kecerdasannya.
51. Rasa takut yang dirasakan oleh seorang anak kecil terhadap berbagai hal biasanya dirasakannya seperti sungguhan.

* Memperhatikan dan Menjawab dengan Baik Pertanyaan yang Dilontarkan Anak
52. Banyaknya pertanyaan yang dilontarkan oleh anak adalah kesempatan bagi Anda untuk mengenal anak Anda dan mengetahui sejauh mana tingkat kecerdasannya.
53. Berikanlah jawaban yang sederhana atas permintaan penjelasan mengenai sesuatu yang dilontarkan oleh anak.
54. Jangan menganggap remeh naluri anak dan pertanyaan-pertanya an yang dilontarkannya, bagaimanapun bentuknya.
Menyikapi Kesalahan Si Kecil
55. Jika anak melakukan kesalahan, maka berusahalah untuk memberikan hukuman yang sesuai dengan perbuatan yang dilakukannya.
56. Jika anak mengucapkan kata-kata yang buruk (kotor), maka hindarilah menampakkan sikap emosi (marah) kepadanya.
57. Bagaimana jika anak bersikap pura-pura tidak tahu (acuh) atas perintah yang Anda berikan?
58. Berikanlah hukuman kepada Anak secara bertahap.
59. Perhatikanlah anak Anda pada saat dia sedang tidur.

* Memberikan Pujian dan Motivasi
60. Berikanlah pujian kepada anak.
61. Berusahalah untuk selalu memberikan motivasi kepada anak.

*Mengikuti Pertumbuhan Kemampuan Anak
62. Ajaklah anak berdiskusi.
63. Berusahalah untuk selalu menceritakan kisah-kisah menarik kepadanya.
64. Berusahalah untuk selalu meningkatkan kemampuan dan kecenderungan (hobi) yang bermanfaat pada diri anak.

* Menarik Hati Anak
65. Sering-seringlah memeluk anak dan membuatnya merasakan kasih sayang Anda.
66. Buatlah anak selalu gembira dan senang.
67. Cintailah anak dan janganlah mengekangnya.
68. Tulislah kata-kata cinta, motivasi dan sesuatu yang menggembirakan untuk anak pada sebuah kertas.
69. Buatlah kata sandi atau tanda tertentu yang menunjukkan rasa cinta Anda kepada anak.
70. Saudariku, ketika anak meminta Anda untuk berbicara dengannya, maka janganlah Anda berbicara kepadanya, sedangkan Anda sibuk mengerjakan hal lain.
71. Bergabunglah bersama anak dalam bermain.
72. Berikan komentar atas apa yang dikatakan oleh anak dengan cepat, tanpa harus menyela pembicaraannya.
73. Berusahalah agar perbuatan Anda sesuai dengan yang Anda ucapkan.
74. Pada saat anak berbicara kepada Anda secara serius mengenai suatu pembicaraan tertentu, sedangkan Anda tidak dapat menangkap dan memahami pemikirannya secara jelas, maka ungkapkanlah hak itu kepada anak.
75. Carilah tahu jadwal pelajaran anak, nama-nama guru dan teman-temannya.
76. Berikanlah kesempatan kepada anak untuk dapat berjalan-jalan dan berusahalah untuk mengalah saat terjadi perselisihan dengannya.
77. Luangkanlah sebagian waktu Anda bersama anak-anak, masing-masing sesuai dengan porsi yang semestinya.
78. Saudariku, berikanlah waktu selama lima menit saja setiap hari untuk anak Anda, tidak lebih.

* Terapkan Ide-ide Berupa Amaliyah (Praktik)
79. Lakukan pengajaran di rumah.
80. Buatlah perpustakaan rumah.
81. Adakan perlombaan-perlomba an.
82. Tanamkan pada diri anak kecintaan untuk menelaah dan menyimpulkan sesuatu.
83. Buatlah majalah keluarga.
84. Ajari anak membelanjakan dan mengatur keuangannya.
85. Ajarkan kerapian (kemampuan mengatur) kepada anak.
86. Adakan perlombaan kamar terapi atau terindah.
87. Pasang papan tulis.
88. Letakkan sebuah tong (drum).
89. Mintalah untuk membuat ringkasan khutbah Jum'at.
90. Kenalilah kecenderungan dan hobi anak.
91. Adakan drama di rumah.
92. Adakanlah perayaan atas keberhasilan anak yang berhasil dicapai pada setiap harinya.

* Perhatikan Ibadah Sholat Anak
93. Anak yang mendekati usia tujuh tahun.
94. anak yang masih kecil biasanya masih harus diingatkan dalam melaksanakan sholat pada saat waktu sholat telah tiba.
95. Berikan jam weker.
96. Saudariku, awasilah perkembangan anak selama lima tahun.

* Pesan untuk Wanita Mulia
97. Luangkanlah waktu untuk diri Anda sendiri agar kondisi kejiwaan (pikiran) Anda tetap stabil.
98. Berusahalah untuk terus meningkatkan kemampuan diri Anda.
99. Hindarilah perselisihan suami istri di hadapan anak yang masih kecil.
100. Berdo'alah. (misalnya dengan do'a yang terdapat di QS. Ibrohim [14]: 35, 40)


Assalamualaikum...
Sebagai seorang anak, sebaiknya kita selalu mengharap keridoan dari keduanya dan memenuhi perintah-perintahnya, sepanjang tidak untuk berbuat maksiat.
Juga anak harus selalu mementingkan keduanya dengan mendahulukan keinginan – keinginannya dari pada kepentingan dan keinginan pribadi . Pernahkah anda membayangkan saat pulang kerumah mendapati orang tua kita sudah terbaring kaku dibungkus dengan kain kafan. Perasaan menyesal terbesit
dalam hati karena sebagai anak belum cukup berbakti. Untuk itu tunaikanlah kewajiban kita selagi kedua orang tua masih hidup. Berbuat baiklah pada kedua
orang tua.
Berbakti kepada kedua orang tua sering sekali disebutkan dalam Al-Quran, bahkan digandengkan dengan tuntunan menyembah Allah. Hal ini menunjukan bahwa berbakti kepada Kedua orang tua
(Ibu – Bapak) adalah wajib. Anak
berkewajiban berbuat baik kepada kedua orang tuanya yang harus ditunaikan semaksimal mungkin. Apalagi jkia sering
menyakitinya dengan cara membantah dan berkata kasar pada mereka.
Termasuk durhaka kepada kedua orang tua, adalah menyakitinya dengan tidak mau memberikan hal yang baik kepada keduanya, sesuai dengan kemampuan.
Kemudian bagaimanakah kita sebagai anak tega memalingkan muka dan berkata kasar kepadanya.
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (untuk berbuat baik) kepada kedua orang tuanya, (terutama kepada ibunya), karena
ibunyalah yang mengandungnya dengan berbagai susah payah, dan menyapihnya dalam (umur) dua tahun. Oleh karena itu
hendaklah kamu bersyukur kepada Ku (hai manusia) dan juga kepada Kedua orang tuamu.” ( QS. Luqman 14 )
Kalau dalam islam menaruh perhatian tentang masalah hak – hak anak yang harus ditunaikan oleh orang tua, misalnya pendidikan, pengajaran, nafkah dan sebagainya, maka dari segi lain Islam juga menaruh perhatian tentang anak – anak harus pula menunaikan kewajiban atas
orang tuanya, sebagai penghargaan atas pengorbanan mereka. Sekaligus sebagai
pengarahan kaum muslimin untuk dapat mensyukuri nikmat Allah yang diberikan kepada mereka.
Seperti dalam hadits dari Abu
Abdulrahman, diceritakan bahwa Abdul Mas’ud pernah bertanya kepada Rasulullah SAW. tentang pahala yang banyak mendatangkan pahala dari Allah SWT.
Maka beliau menjawab, bahwa perbuatan yang sangat banyak mendatangkan pahala ialah shalat tepat pada waktunya, karena dengan shalat tepat pada waktunya itu berarti suatu ketaatan yang continue (ajeg) dan merupakan muraqobah yang optimal (merasa selalu diperhatikan Allah). Selanjutnya adalah berbuat baik kepada kedua orang tua (birrul walidain) sebagai hak mahluk sesudah menunaikan hak Allah.
Dari Abu Abdulrahman, Abdullah bin Mas’ud, ia menceritakan: Aku pernah bertanya pada Rasulullah, tentang prbuatan apakah yang paling dicintai Allah? Jawab beliau : “yaitu shalat pada waktunya”. Aku bertanya lagi: Kemudian
apa lagi? Jawab beliau: “berbuat baik kepada orang tua”. Aku bertanya lagi: Kemudian apa lagi? Beliau menjawab: “Jihat fisabilillah”. ( HR. Bukhori dan
Muslim – Riyadhush Shalihin 3/315)
Berkorban untuk orang tua
َ ﻭَﻋَﻦْ ﻋَﺒْﺪِ ﺍَﻟﻠَّﻪِ ﺑْﻦِ ﻋُﻤَﺮَ -ﺭَﺿِﻲَ ﺍَﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻬُﻤَﺎ,- ﻋَﻦْ
ﺍَﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻗَﺎﻝَ: ) ﺭِﺿَﺎ ﺍَﻟﻠَّﻪِ ﻓِﻲ
ﺭِﺿَﺎ ﺍَﻟْﻮَﺍﻟِﺪَﻳْﻦِ, ﻭَﺳَﺨَﻂُ ﺍَﻟﻠَّﻪِ ﻓِﻲ ﺳَﺨَﻂِ ﺍَﻟْﻮَﺍﻟِﺪَﻳْﻦِ (
ﺃَﺧْﺮَﺟَﻪُ ﺍَﻟﺘِّﺮْﻣِﺬِﻱُّ, ﻭَﺻَﺤَّﺤَﻪُ ﺍِﺑْﻦُ ﺣِﺒَّﺎﻥَ ﻭَﺍﻟْﺤَﺎﻛِﻢُ
“Dari Abdullah Ibnu Amar al-‘Ash
Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi
Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
“Keridloan Allah tergantung kepada keridloan orang tua dan kemurkaan Allah tergantung kepada kemurkaan orang
tua.” Riwayat Tirmidzi. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban dan Hakim.”
Berbuat baik kepada kedua orang tua dan selalu mencari keridhoanya dengan memberikan penghargaan dan penghormatan dalam batas – batas yang
halal, belumlah seberapa kalau
dibandingkan dengan pengorbannan orang tua orang tua kepada anak dalam
memberikan asuhan dan pendidikan. Baru seimbang seandainya orang tuanya itu
tertawan menjadi budak oleh musuh, kemudian ditebusnya lalu dibebaskanya seperti yang tertera dalam hadits berikut ini :
“Abu Hurairoh menuturkan, bahwa Rasulullah SAW. bersabda: “Belumlah dinamakan seorang anak membalas orang tua, sebelum dia mendapatkan
orang tuanya itu tertawan menjadi budak, lalu ia tebusnya kemudian memerdekakanya”. ( HR. Muslim – Riyadhush Shalihin 4/316 )
Berdasarkan hadits tersebut, maka
seorang anak dituntut untuk memberikan pengorbannan yang sebesar-besarnya demi kepentingan orang tua. Dan itulah
yang dinamakan “birrul walidain” yang sejati.
Sudahka kita berbakti pada orang tua?
*Gapaila ridho Illahi dg menggapai ridho orang tua*

Komentar

Ya Nabi, Salam 'Alaika...
Ya Rasul, Salam 'Alaika...

Allah SWT berfirman dalam Surat ke-8. Al Anfaal ayat 27-28 : ”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.”

Firman Allah dalam Surat ke-33. Al Ahzab ayat 21. Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah

Postingan populer dari blog ini

"SAYA TAK MAU BERPISAH DG HARTA SAYA"

:: IBADAH SHOLAT KITA ::

INFO LOWONGAN KERJA