PERINDU SURGA


Fahrudin Tegal
1 detik yang laluPribadi
'JALAN YANG LURUS'
Makna Kalimat Syahadat “Laa Ilaaha Illallah”
.
Makna kalimat syahadat tersebut bukanlah pengakuan bahwa Allah adalah pencipta, pemberi rezeki dan pengatur seluruh alam semesta ini (jika masih saja mempersekutukan-Nya dalam peribadatan).
.
Karena orang Yahudi dan Nasrani juga mengakuinya. Akan tetapi mereka tetap dikatakan kafir. Bahkan kaum musyrikin yang diperangi oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga meyakini hal tersebut. Sebagaimana difirmankan oleh Allah subhanahu wa ta’ala dalam banyak ayat di Al Quran, di antaranya adalah:
قُلْ مَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنْ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أَمَّنْ يَمْلِكُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَمَنْ يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنْ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنْ الْحَيِّ وَمَنْ يُدَبِّرُ الْأَمْرَ فَسَيَقُولُونَ اللَّهُ فَقُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ
Katakanlah (wahai Muhammad): “Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?” Maka mereka akan menjawab: “Allah”. Maka katakanlah “Mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?” (QS. Yunus: 31)
.
Bahkan kaum musyrikin tersebut mengatakan bahwa penyembahan mereka terhadap berhala-berhala yang merupakan patung orang-orang shalih itu adalah dengan tujuan untuk mendapatkan syafaat mereka dan kedekatan di sisi Allah subhanahu wa ta’ala (sebagaimana para penyembah kuburan para wali di sebagian negeri kaum muslimin). Hal tersebut dinyatakan dalam firman Allah subhanahu wa ta’ala berikut:
وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى
Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): “Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya.” (QS. Az-Zumar: 3)
وَيَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ وَيَقُولُونَ هَؤُلَاءِ شُفَعَاؤُنَا عِنْدَ اللَّهِ
Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan mudarat dan manfaat bagi mereka, dan mereka berkata: “Mereka itu adalah pemberi syafa’at kepada kami di sisi Allah.” (QS. Yunus: 18)
وَمَا يُؤْمِنُ أَكْثَرُهُمْ بِاللَّهِ إِلَّا وَهُمْ مُشْرِكُونَ
“Dan sebahagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah.” (QS. Yusuf: 106)
.
Yaitu mengimani, bahwa Allah subhanahu wa ta’ala adalah pencipta, pemberi rezeki dan pengatur alam semesta, akan tetapi mempersekutukan-Nya dalam peribadatan. Secara ringkas makna syahadat “Laa ilaaha illallah” adalah tidak ada sembahan yang haq (benar) kecuali Allah.
.
Seorang yang bersaksi dengan kalimat tersebut harus meninggalkan pengabdian kepada selain Allah dan hanya beribadah kepada Allah saja secara lahir maupun batin. Sama saja, baik yang dijadikan sembahan selain Allah itu malaikat, nabi, wali, orang-orang shalih, matahari, bulan, bintang, batu, pohon, jin, patung dan gambar-gambar. Jika kita masih merasa tenang dengan menganggap diri kita adalah ahli tauhid serta memandang remeh untuk mendalami dan medakwahkannya maka perhatikanlah beberapa hal berikut:
Tujuan Penciptaan Jin dan Manusia Adalah untuk Menauhidkan Allah
(وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka (hanya) menyembahku.” (QS. Adz-Dzariyat: 56)
.
Seseorang tidaklah dianggap telah beribadah kepada Allah jika dia masih berbuat syirik, sebab amalan ibadah dari orang yang mempersekutukan Allah akan dihapuskan dan tidak bermanfaat sedikit pun di sisi Allah.
وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنْ الْخَاسِرِينَ
Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada orang-orang sebelummu. “Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Az-Zumar: 65)
.
Karena tauhid adalah menunggalkan Allah dalam peribadatan, maka syirik membatalkan tauhid sebagaimana berhadats dapat membatalkan wudhu. Jika sholatnya orang yang berhadats tidaklah sah, dalam arti kata belum dianggap telah melakukan sholat sehingga harus diulangi, maka begitu pun syirik jika mencampuri tauhid, akan merusak tauhid tersebut dan membatalkannya.
.
~Tauhid Merupakan Tujuan Diutusnya Para Rasul~
.
Sebelumnya manusia adalah umat yang satu, berasal dari Nabi Adam ‘alaihissalam. Mereka beriman dan menyembah hanya kepada Allah saja. Kemudian datanglah syaitan menggoda manusia untuk mengada-adakan bid’ah dalam agama mereka. Bid’ah-bid’ah kecil yang semula dianggap remah saat generasi berganti generasi, bid’ahnya pun semakin menjadi. Hingga pada akhirnya menggelincirkan mereka kepada bid’ah yang sangat besar dan banyak.
.
~Tauhid Adalah Kewajiban Pertama Bagi Manusia Dewasa dan Berakal~
.
Allah subhanahu wa ta’ala senantiasa mendahulukan perintah tauhid dan menjauhi syirik, sebelum memerintahkan yang lainnya dalam setiap firmannya di Al Quran.
وَاعْبُدُواْ اللّهَ وَلاَ تُشْرِكُواْ بِهِ شَيْئًا وَبِالوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي القُرْبَى وَاليَتَامَى وَالمَسَاكِيْنَ وَالْجَارِ ذِي القُرْبَى وَالجَارِ الجُنُبِ والصَّاحِبِ بِالجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيْلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan suatu apapun. Dan berbuat baiklah pada kedua orang tua (ibu & bapak), karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabiil dan hamba sahayamu.” (QS. An Nisa: 36)
.
~Pelanggaran Tauhid Adalah Keharaman yang Terbesar~
.
قُلْ تَعَالَوْاْ أَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ أَلاَّ تُشْرِكُواْ بِهِ شَيْئًا
“Katakanlah: marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu, yaitu: Janganlah kamu mempersekutukan suatu apapun dengan Dia, dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua…” (QS. Al An’am: 151)
.
Allah mendahulukan penyebutan pengharaman syirik sebelum yang lainnya, karena keharaman syirik adalah yang terbesar.
.
~Tauhid Harus Diajarkan Sejak Dini~
.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan kepada Ibnu Abbas tentang tauhid sejak beliau masih kecil.
إذا سألت فاسأل الله و إذ استعنت فستعن بالله
“Jika engkau hendak memohon, maka mintalah kepada Allah, jika engkau hendak memohon pertolongan, maka memohonlah kepada Allah.” (HR. Tirmidzi)
.
~Tauhid Adalah Materi Dakwah yang Pertama Kali Harus Diserukan~
.
Saat mengutus Mu’adz bin Jabal ke Yaman, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إنك تأتي قوما من أهل الكتاب فليكن أول ما تدعوهم إليه شهادة أن لا إله إلا الله – و في رواية : إلي أن يوحدوا الله
“Sesungguhnya kamu akan mendatangi kaum Ahli Kitab, maka hendaklah dakwah yang pertama kali engkau serukan kepada mereka adalah syahadat Laa ilaaha illallah (dalam riwayat lain disebutkan: agar mereka menauhidkan Allah).” (HR. Bukhari, Muslim)
.
Jika kita masih menganggap bahwa, itu jika yang menjadi objek dakwah kita adalah orang kafir. Jika kaum muslimin maka tidak demikian. Maka ingatlah, betapa banyak kaum muslimin yang jika tidak mendapatkan kesembuhan dari penyakit secara medis mereka berbondong-bondong mengunjungi dukun atau yang dikenal dengan istilah sekarang sebagi paranormal. Ingatlah, betapa banyak kaum muslimin yang tinggal di pesisir pantai yang melakukan penyembelihan kurban kepada selain Allah (baca: Nyi Roro Kidul) yang mereka istilahkan dengan sedekah laut. Ingatlah, betapa banyak kaum muslimin yang menyembelih kerbau untuk ditanam kepalanya di bawah jembatan yang hendak mereka bangun, sebagai persembahan agar mereka tidak diganggu oleh jin penunggu daerah tersebut? Berapa banyak kemusyrikan-kemusyrikan yang merajalela di tengah umat ini, sedangkan sebagian kaum muslimin yang lain mengatakan bahwa hal tersebut adalah ‘kebudayaan’ bangsa yang harus dilestarikan? Betapa sedikitnya kaum muslimin yang memahami dan mengamalkan tauhid?
.
Lahan dakwah tauhid masih terlalu luas, akankah kita berdiam diri dan tetap meremehkan masalah ini?
.
- Kunci Surga -
.
Ibarat sebuah pintu, surga membutuhkan sebuah kunci untuk membuka pintu-pintunya. Namun, tahukah Anda apa kunci surga itu?
.
Bagi yang merindukan surga, tentu akan berusaha mencari kuncinya walaupun harus mengorbankan nyawa. Tetapi Anda tak perlu gelisah, karena kuncinya dijelaskan dalam hadits Rasul Saw.
.
عَنْ مُعَاذٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: « مَنْ مَاتَ وَهُوَ يَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ صَادِقًا مِنْ قَلْبِهِ، دَخَلَ الْجَنَّةَ » (رواه أحمد)
“Barang siapa yang meninggal dan dia bersaksi tidak ada tuhan selain Allah dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah dengan jujur dari hatinya, maka dia masuk surga.“ (HR. Imam Ahmad dengan sanad yang shahih).
.
Ternyata, KUNCI SURGA itu adalah 2 (dua) KALIMAT SYAHADAT yang begitu sering kita ucapkan. Namun semudah itukah surga dapat kita buka dan kita masuki?
.
Ketahuilah, bahwa setiap kunci itu pasti bergerigi. Begitu pula kunci surga pasti memiliki gerigi. Jadi, pintu surga itu hanya bisa dibuka oleh orang yang memiliki kunci yang bergerigi.
.
Al Imam Al Bukhari meriwayatkan dalam Shahihnya (3/109), bahwa seseorang pernah bertanya kepada Al Imam Wahab bin Munabbih (seorang tabi’in terpercaya dari Shan’a yang hidup pada tahun 34-110 H), “Bukankah Laa ilaaha illallah itu kunci surga?” Wahab menjawab: “Benar, akan tetapi setiap kunci pasti bergerigi. Jika engkau membawa kunci yang bergerigi, maka pintu surga itu akan dibukakan untukmu!”
.
Lalu, apa gerangan gerigi kunci itu Laa ilaaha illallah itu?
.
Ketahuilah, gerigi kunci Laa ilaaha illallah itu adalah syarat-syarat Laa ilaaha illallah. Syaikh Abdurrahman bin Muhammad bin Qashim Al Hambali An-Najdi rahimahullah, penyusun kitab Hasyiyyah Tsalatsatil Ushul, pada halaman 52 kitab tersebut menyatakan, syarat-syarat Laa ilaaha illallah itu ada delapan, yaitu:
1. Al ‘Ilmu (Mengetahui)
2. Al Yaqin (Meyakini)
3. Al Qobul (Menerima)
4. Al Inqiyad (Tunduk Patuh)
5. Ash Shidq (Jujur atau Benar)
6. Al Ikhlas (Ikhlas)
7. Al Mahabbah (Cinta)
8. Al Kufru bimaa Siwaahu
(Mengingkari Sesembahan yang Lain)
.
Pertama: Al ‘Ilmu (Mengetahui)
Maksudnya adalah kita harus mengetahui arti dan makna Laa ilaaha illallah secara benar. Adapun artinya adalah: “Tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
عَنْ عُثْمَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: « مَنْ مَاتَ وَهُوَ يَعْلَمُ أَنَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ ». (رواه مسلم)
“Barang siapa mati dalam keadaan mengetahui bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, niscaya dia akan masuk surga.”(HR. Muslim).
.
Seandainya Anda mengucapkan kalimat tersebut, tetapi Anda tidak mengerti maknanya, maka ucapan atau persaksian tersebut tidak sah dan tidak ada faedahnya.
.
Kedua: Al Yaqin (Meyakini)
Maksudnya adalah kita harus menyakini secara pasti kebenaran kalimat Laa ilaaha illallah tanpa ragu dan tanpa bimbang sedikitpun.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: « أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنِّى رَسُولُ اللَّهِ لاَ يَلْقَى اللَّهَ بِهِمَا عَبْدٌ غَيْرَ شَاكٍّ فِيهِمَا إِلاَّ دَخَلَ الْجَنَّةَ ». (رواه مسلم)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak di sembah kecuali Allah dan aku adalah utusan Allah. Tidaklah seorang hamba bertemu dengan Allah sambil membawa dua kalimat syahadat tersebut tanpa ragu kecuali pasti dia akan masuk surga.” (HR. Muslim).
.
Ketiga: Al Qobul (Menerima)
Maksudnya kita harus menerima segala tuntunan Laa ilaaha illallah dengan senang hati, baik secara lisan maupun perbuatan, tanpa menolak sedikit pun. Anda tidak boleh seperti orang-orang musyrik yang digambarkan oleh Allah dalam Al-Quran:
“Orang-orang yang musyrik itu apabila di katakan kepada mereka: (ucapkanlah) Laa ilaaha illallah, mereka menyombongkan diri seraya berkata: Apakah kita harus meninggalkan sesembahan-sesembahan kita hanya karena ucapan penyair yang gila ini?” (QS. Ash Shaffat: 35-36).
.
Keempat: Al Inqiyad (Tunduk Patuh)
Maksudnya kita harus tunduk dan patuh melaksanakan tuntunan Laa ilaaha illallah dalam amal-amal nyata. Allah subhanahu wa ta’alaberfirman:
“Kembalilah ke jalan Tuhanmu, dan tunduklah kepada-Nya.“ (QS. Az Zumar: 54).
Allah Ta’ala juga berfirman:
“Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang pada ikatan tali yang amat kokoh (yakni kalimat Laa ilaaha illallah).” (QS. Luqmaan: 22).
.
Kelima: Ash Shidq (Jujur atau Benar)
Maksudnya Anda harus jujur dalam melaksanakan tuntutan Laa ilaaha illallah, yakni sesuai antara keyakinan hati dan amal nyata, tanpa disertai kebohongan sedikit pun.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : « مَا مِنْ أَحَدٍ يَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ صِدْقًا مِنْ قَلْبِهِ إِلاَّ حَرَّمَهُ اللَّهُ عَلَى النَّارِ».
Dari Anas bin Malik, Nabi Shalallahu ‘alahi wa sallam bersabda: “Tidaklah seseorang itu bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak di sembah kecuali Allah dan Muhammad itu adalah hamba dan utusan-Nya, dia mengucapkannya dengan jujur dari lubuk hatinya, melainkan pasti Allah mengharamkan neraka atasnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
.
Keenam: Al Ikhlas (Ikhlas)
Maksudnya Anda harus membersihkan amalan Anda dari noda-noda riya’ (amalan ingin di lihat dan dipuji oleh orang lain), dan berbagai amalan kesyirikan lainnya.
عَنْ عِتْبَانَ بْنَ مَالِكٍ الْأَنْصارِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: « فَإِنَّ اللَّهَ قَدْ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ يَبْتَغِي بِذَلِكَ وَجْهَ اللَّهِ» (متفق عليه)
Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah mengharamkan neraka bagi orang yang mengucapkan Laa ilaaha illallah semata-mata hanya untuk mengharapkan wajah Allah Azza wa Jalla.” (HR. Bukhari dan Muslim).
.
Ketujuh: Al Mahabbah (Cinta)
Maksudnya Anda harus mencintai kalimat tauhid, tuntunannya, dan mencintai juga kepada orang-orang yang bertauhid dengan sepenuh hati, serta membenci segala perkara yang merusak tauhid itu. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Dan di antara manusia ada yang membuat tandingan-tandingan (sekutu) selain Allah yang dicintai layaknya mencintai Allah. Sedangkan orang-orang yang beriman, sangat mencintai Allah di atas segala-galanya.” (QS. Al Baqarah: 165).
Orang yang bertauhid mencintai Allah dengan cinta yang tulus bersih. Sedangkan orang musyrik mencintai Allah dan mencintai tuhan-tuhan yang lainnya. Hal ini tentu sangat bertentangan dengan isi kandungan Laa ilaaha illallah.
.
Kedelapan: Al Kufru bimaa Siwaahu (Mengingkari Sesembahan yang Lain)
Maksudnya kita harus mengingkari segala sesembahan selain Allah, yakni tidak mempercayainya dan tidak menyembahnya, dan juga kita harus yakin bahwa seluruh sesembahan selain Allah itu batil dan tidak pantas disembah. Allah subhanahu wa ta’ala menyatakan:
“Maka barangsiapa mengingkari thaghut (sesembahan selain Allah) dan hanya beriman kepada Allah, maka sesungguhnya dia telah berpegang teguh pada ikatan tali yang amat kokoh (yakni kalimat Laa ilaaha illallah), yang tidak akan putus….” (QS. Al Baqarah: 256).
.
Saudaraku kaum muslimin, dari sini dapatlah kita ketahui, bahwa orang yang mengucapkan kalimat Laa ilaaha illallah hanya dengan lisannya tanpa memenuhi syarat-syaratnya, dia bagaikan orang yang memegang kunci tak bergerigi, sehingga mustahil baginya untuk membuka pintu surga, walaupun dia mengucapkannya lebih dari sejuta kali.
.
Kaum munafik juga pernah mengatakan kalimat syahadat, mereka juga sholat, puasa, mengeluarkan zakat, dan pergi haji seperti kaum muslimin yang lainnya. Akan tetapi, mengapa kaum munafik ditempatkan pada jurang neraka yang paling dasar? Allah berfirman,
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَن تَجِدَ لَهُمْ نَصِيراً
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka.” (QS. An-Nisaa’: 145)
.
Yang lebih mengherankan, apa yang menyebabkan mereka tidak bisa menjawab 3 pertanyaan yang mudah (siapa Rabbmu? apa agamamu? dan siapa nabimu? di dalam kubur?).
.
Jawaban mereka adalah sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
هاه، هاه، لا أدري، سمعت الناس يقولون شئ فقلته
“Hah… hah… aku tidak tahu, aku mendengar orang mengatakan sesuatu, kemudian aku mengatakan hal tersebut.”
.
Pertanyaannya memang mudah, tetapi menjawabnya sangatlah sulit. Karena hati manusia di akhirat merupakan hasil dari perbuatannya di dunia. Jika di dunia dia meremehkan agamanya, maka dia tidak akan bisa mengatakan bahwa agamanya adalah Islam. Sekarang, jika kaum munafik yang mengucapkan syahadat kemudian mengamalkan sholat, puasa, zakat, dan haji, tidak dianggap telah mengamalkan makna syahadat, maka apa sih makna syahadat yang (harus kita amalkan) sebenarnya?
.
Semoga Allah memelihara iman kita dan menjadikan iman kita iman yang melahirkan kerinduan kepada surga dan iman yang hidup yang mampu menggerakkan semua potensi diri dan harta yang Allah anugerahkan kepada kita untuk surga-Nya.
.
Seorang muslim yang telah mengetahui kewajibannya kepada Allah (yakni beribadah kepada- Nya), tentu ia akan selalu menjaga kemurnian agamanya, khususnya aqidahnya atau keyakinannya, agar tak bercampur dengan amalan-amalan yang rusak (yakni kesyirikan).
.
Mengapa demikian ? Mari kita perhatikan penjelasaan Allah Ta’ala dalam firman-Nya,
الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُم بِظُلْمٍ أُولَٰئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُونَ
Orang-orang yang beriman dan yang tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kedholiman, mereka itulah orang-orang yang akan mendapatkan keamanan, dan mereka selalu mendapatkan petunjuk. (QS. Al-An’am : 82)
.
Al-Imam Ibnu Katsir rohimahullah menjelaskan ayat ini dengan menyatakan :
“Mereka itu adalah orang-orang yang mengikhlaskan atau memurnikan ibadah hanya untuk Allah Ta’ala saja, dan tidak menyekutukannya dengan sekutu apapun. Dan mereka itu mendapatkan keamanan (rasa aman dari adzab Allah) pada hari kiamat, dan mereka juga senantiasa mendapatkan petunjuk didunia dan diakherat.“ (Tafsir Al-Qur’anul Adzim 2/152)
.
Contoh banyak pelanggaran TAUHID yang dianggap biasa aja..... diantaranya :
TAWASUL
Tawasul yang dilarang, menurut kalangan yang membenarkan tawassul, terdiri daripada tiga perkara:

1. Tawasul kepada Allah dengan dzat (peribadi) orang yang dibuat wasilah seperti orang yang berwasilah mengucapkan:
"Ya Allah, aku berwasilah kepada-Mu dengan (perantaraan) si fulan (diri peribadinya), supaya Engkau tunaikan hajatku."

2. Tawasul kepada Allah dengan kemegahan (bijahihi) dengan haknya (bihaqqi), dengan kehormatannya (bihurmatihi), atau dengan berkatnya (bibarakatihi) seperti orang yang berwasilah mengucapkan:
"Ya Allah, aku berwasilah kepada-Mu, dengan (perantaraan) kemegahan si fulan, atau dengan haknya, atau kehormatannya, atau keberkatannya, supaya Engkau kabulkan permohonanku."

3. Bersumpah kepada Allah dengan berwasilah kepada sesuatu seperti seseorang mengucapkan:
"Ya Allah, aku bersumpah kepada-Mu, dengan (perantaraan) si fulan, supaya Engkau penuhi permintaanku."

Tiga macam tawasul ini dihalalkan oleh kalangan yang membenarkannya tetapi sebenarnya menurut M.Nasib Ar-Rifai di dalam kitabnya, At-tawassulu ila haqiqatit tawassuli, semuanya adalah batil, fasiq dan menyalahi prinsip agama dan nas-nasnya.

Alasannya ialah tidak terdapat di dalam al Quran mahupun sunnah, sedangkan kita harus berpedoman kepada kedua-duanya, sebagaimana maksud firman Allah Taala dalam ayat 59 Surah An-Nisa':

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya, dan ulil amri antara kamu. Kem,udian jika kamuberlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

Adapun dalil dilarang bertawasul kepada peribadi seseorang tanpa mengikuti amal solehnya, antara lain:
1. Firman Allah Taala dalam surah Az-Zumar ayat 3 yang bermaksud:
Ingatlah hanya kepunyaan Allahlah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah berkata, "Kami tidak menyembah mereka, melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya." Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjukkan orang-orang yang pendusta dan sangat engkar.

Dalam terjemahan ayat di atas, terdapat dua keajaiban:
(a) Menyembah pelindung selain daripada Allah Taala.
(b) Mendekatkan diri kepada Allah Taala dengan perantaraan peribadi makhluk.

Kedua-duanya adalah aib dan berdosa, batil, dusta dan sesat. Dalilnya, firman Allah Taala dalam surah Saba' ayat 37 yang bermaksud:
Dan sekali-kali bukanlah harta dan bukan (pula) anak-anak kamu yang mendekatkan kamu kepada Kami sedikit pun tetapi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal soleh, mereka itulah yang memperolehi pembalasan yang berlipat ganda disebabkan apa yang telah mereka kerjakan, dan mereka aman sentosa di tempat-tempat yang tinggi (dalam syurga).

Sesungguhnya orang yang mendekatkan diri kepada Allah, mendapat kedudukan yang tinggi dan kebaikan mereka dilipatgandakan. Semuanya berhasil dicapai daripada amal soleh mereka, bukan dengan kemegahan seseorang dan bukan dengan wasilah-wasilah.
.
2. Tatkala ditanya orang kepada Ibn Taimiyyah tentang wasilah itu, beliau berkata;
"Jika yang dimaksudkan dengan wasilah itu adalah sesuatu yang tak dapat tidak menyampaikan perintah Allah kepada kita, maka hal itu benar. Sebab makhluk tidak mengetahui apa yang dikasihi Allah dan apa yang diredai-Nya. Tidak mengetahui apa yang diperintahkan-Nya dan apa pula yang dilarang-Nya. Dan tidak mengetahui keramat yang dikurniai-Nya kepada para wali, tidak mengetahui seksaan apa yang ditimpakan-Nya kepada musuh-musuh-Nya. Tidak mengetahui asma-ul-husna yang menjadi hak-Nya, sifat-sifat-Nya yang serba maha yang hakikatnya tidak terjangkau oleh akal, dan lain-lain, kecuali dengan wasilah (perantara) Rasul-Rasul yang diutuskan-Nya kepada para hamba-Nya."

"Jika yang dimaksudkan dengan wasilah itu adalah sesuatu yang tidak dapat tidak untuk menarik manfaat dan menolak mudarat, seperti wasilah memohon rezeki, pertolongan dan petunjuk dan segala sesuatu kembali kepada orang yang dijadikan wasilah, maka hal itu adalah sebesar-besar syirik, sebab mereka menjadikan para wali memberi syafaat, bukan Allah. Mereka menarik manfaat dan menolak mudarat dengan wali-wali itu."
.
3. Imam Abu Hanifah dalam 'Ad-Durrul Mukhtar menyatakan tidak wajar seseorang berdoa kepada Allah, melainkan dengan asma ul husna dan doa-doa yang diizinkan sebagaimana firman Allah Taala yang tertera dalam surah Al-'Araf ayat 180 yang bermaksud:

Allah mempunyai asma-ul-husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asma-ul-husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang daripada kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa-apa yang telah mereka kerjakan.

Menurut kitab Al-'Aqidah at-Thahawiyyah, Imam Abu Nifah dan dua orang sahabatnya, Muhammad dan Abu Yusuf berpendapat, makruh hukumnya orang berdoa dengan mengucapkan (yang bermaksud):
"Aku mohon kepada-Mu dengan hak (kebenaran) si fulan, atau dengan hak (kebenaran) Nabi-Nabimu, atau Rasul-Rasul-Mu, dengan hak (kebenaran) Baitul Haram, dengan hak (kebenaran) Masy'aril Haram, dan sebagainya."
.
4. Ibn Arabi, seorang tokoh Syeikh Sufiyyah dalam Al-Futuhatul Makkiyyah, jilid 4 halaman 226 menyatakan, "Janganlah seseorang berwasilah kepada Allah dengan sesuatu kerana wasilah itu adalah menuntut pendekatan, sedangkan Allah itu dekat dan berita-Nya benar."

Adapun wasilah dengan mengucapkan 'bijahi fulanin' (berkat kemegahan si fulan) atau 'bihaqqi (dengan berkat kebenarannya), atau di-hurmatihi (berkat kehormatannya), menurut Nasib Ar-Rifai' dalam kitabnya 'At-Tawassshul Ila Haqiqatit Tawassul' sama sekali tidak disyariatkan Allah dan tidak pernah disampaikan oleh Nabi s.a.w. Tidak diperintahkan, tidak dianjurkan dan tidak seorang sahabat pun yang melakukannya.

Nasib Ar-Rifa'i berdalil kepada salah satu firman Allah Taala dalam surah An-Najm ayat 39-41 yang bermaksud:
"Dan bahawasanya seseorang manusia tidak memperolehi selain apa yang telah diusahakannya. Dan bahawasanya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna.

Berdasarkan ayat tersebut, Nasib Ar-Rifai' berkata, 'maka sesuatu yang tidak anda usahakan, tentulah anda tidak mendapat bahagian daripadanya. Maka tawassul anda dengan kemegahan seseorang (bijahihi) atau dengan kehormatannya (bihurmatihi) atau kedudukannya yang tinggi, berlawanan dengan ayat itu.

'Syarah Al-Aqidah At-Thahawiyyah menyatakan bahawa tidak ada sangkut-pautnya kebaikan orang lain yang dibuatkan wasilah dengan makbulnya doa. Seolah-olah orang yang berwasilah mengucapkan 'kerana si fulan termasuk hamba-Mu yang soleh, maka perkenankanlah doaku."

Menonjolkan amal soleh orang lain sebagai wasilah dalam berdoa, termasuk dalam doa yang melampaui batasan. Sedangkan Allah Taala melarang orang berdoa melampaui batasan sama ada tentang isi permintaan atau pun cara ia dipinta.

Doa seperti itu adalah bidaah, tidak pernah dikutip dari Nabi s.a.w dan tidak dari Sahabat r.a, tabiin dan tidak pula dari imam-imam terkemuka. Cara berdoa seperti itu hanya boleh dilihat di tokong, biara atau pun kuil.

Firman Allah Taala dalam surah Al-'Araf pada ayat 55 yang bermaksud:
"Berdoalah kepada Tuhanmu dengan merendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batasan."

Mufti Mesir, Syeikh Hasan Makmun, dalam majalah 'Idza'atul Mishriyyah,' tanggal 7 Mac 1957, dikutip oleh Nasib Ar-Rifa'i dalam kitabnya, 'At-Tawashshul Ila Haqiqatit Tawassul,' menfatwakan bahawa bertawassul dengan kuburan wali-wali dan orang mati, salah satu hal yang menjerumuskan orang kepada syirik, yang biasa dilakukan orang pada zaman jahiliyyah.

Dan syafaat itu hanya ada nanti pada hari kemudian, tidak ada di dunia ini!

Maka ziarah kubur, tawassul dengan wali-wali dan memohon syafaat mereka, semuanya itu adalah haram, bertentangan dengan syariat, di dalamnya terdapat syirik kepada Allah.

Demikian fatwa Syeikh Hasan Makmun, Mufti Mesir.

Artikel berikutnya, aku akan siarkan tentang pertentangan besar tawassul dengan Nabi s.a.w antara golongan Wahabi dan bukan Wahabi. Kedua-duanya 'bersatu fahaman' dalam hal tawassul yang disyariatkan dan tawassul yang diharamkan, tetapi mempunyai perselisihan besar dalam hal tawassul kepada Nabi s.a.w.
.
Semoga Allah berkenan menghimpunkan kita di surga Al-Firdaus Al-A’la yang paling tinggi bersama Rasul Saw, para shiddiqin, syuhada’, dan shalihin sebagaimana Allah himpunkan kita di tempat yang mulia ini. Allahumma aamiin.
.
~•SIAPAKAH ORANG YG BERILMU?•~
.
#Ilmu bukanlah diukur dengan banyaknya seseorang
□ Berbicara masalah agama,
□ Semisal memberikan nasihat,
□ Mengumpulkan catatan,
□ Berbagi catatan,
□ Membahas suatu permasalahan
□ Berbantah-bantahan sekedar untuk "menampakkan" diri sebagai orang yang berilmu.
.
#Tapi ilmu adalah sejauh mana rasa takut seseorang kepada Allah.
#Yang dengan rasa takutnya itu ia akan senantiasa melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
#Yang dengan rasa takutnya itu ia akan senantiasa menahan dirinya dari akhlak yang buruk dan dari kezhaliman semisal
□ Berkata kasar, mencaci-maki, mencela,
□ atau merendahkan saudaranya sesama muslim.
.
#Yang dengan rasa takutnya itu ia akan senantiasa menjaga relung-relung hatinya dari sifat
□ Riya,
□ Ujub,
□ Sombong,
□ Hasad,
□ dan berbagai penyakit hati lain yang dapat membinasakannya.
.
#Abdullah bin Mas’ud r.a berkata :
"Ilmu itu bukanlah banyaknya (hafalan) riwayat, melainkan rasa takut (kepada Allah)." (Al Fawa'id, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah)
.
#ORANG YANG TAKUT KEPADA ALLAH, itulah ORANG YANG BERILMU, yang dengan ilmunya menyampaikan mereka kepada RASA TAKUT KEPADA ALLAH.
Allah Swt berfirman :
"Sesungguhnya yang TAKUT KEPADA ALLAH di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama (orang yang berilmu)." (Fathir: 28).
.
*Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah menjelaskan:"Maknanya adalah, tidak ada yang merasa takut kepada-Nya kecuali SEORANG YANG BERILMU.
Ini artinya, Allah memberitakan bahwa SETIAP ORANG YANG TAKUT KEPADA ALLAH maka ITULAH ORANG YANG BERILMU."
(Al-Iman, takhrij Syaikh Al-Albani rahimahullah)
.
.
ILMU SYAR'I.....
1⃣) Kita Kaum Muslimin wajib segera kembali kepada Al Qur`an dan As Sunnah sesuai dengan Pemahaman Rasulullah, Para Shahabat, Tabi`in, tabiuttabi`in dan Ulama Ahlussunnah, Alloh Berfirman:
فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَىْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلأَخِرِ ذَلِكَ خَيْرُُ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً
Jika kalian berselisih tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah dan Rasul-Nya, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama ( bagimu ) dan lebih baik akibatnya.
[An-Nisa’ : 59]
.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam bersabda,
تَرَكْتُ فِيْكُمْ شَيْئَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا بَعْدَهُمَا كِتَابُ اللهِ وَسُنَّتِيْ
“Aku tinggalkan pada kalian dua perkara, yang kalian tidak akan sesat di belakang keduanya, (yaitu) Kitabullah dan Sunnahku.”
(HR. Malik dan Al-Hakim dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albany dalam Al-Misykah )
.
2⃣) Hendaknya kita Menuntut Ilmu syar`i
Wajib bagi setiap muslim untuk mempelajari agamanya, apapun profesinya. Karena Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
”Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim”. (HR. Ibnu Majah. Dinilai shahih oleh Syaikh Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan Ibnu Majah no. 224)
.
Tidak diragukan lagi bahwa memahami ilmu syar’i (ilmu agama) adalah hal yang sangat penting, baik bagi seorang muslim maupun muslimah. Kita membutuhkan ilmu syar’i sebagai bekal hidup, bahkan dalam setiap tarikan nafas yang kita hirup dan setiap detik yang kita lalui, semuanya membutuhkan ilmu. Hal ini karena sesungguhnya setiap perkataan, perbuatan, bahkan apa yang ada di hati, semuanya akan dimintai pertanggungjawaban. Allah Ta’ala berfirman
وَلا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولا
“Dan janganlah engkau mengikuti sesuatu yang kamu tidak mengetahui pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan dimintai pertanggungjawaban.” (QS. Al Israa`: 36)
.
Allah Ta’ala berfirman
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
“Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat.” (QS. Al Mujadilah: 11)
.
Ilmu akan menjadi sebab diangkatnya derajat seseorang yang dikehendaki oleh Allah, yaitu orang-orang yang mengilmui agama yang benar ini dengan baik.
Allah Ta’ala berfirman
هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الألْبَابِ
“Apakah sama antara orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu? Sesungguhnya hanya orang yang berakallah yang bisa mengambil pelajaran.” (QS. Az-Zumar: 9)
.
Dengan Ilmu Syar`I kita bisa membedakan antara yang haq dengan yang bathil, kita bisa mengetahi ajaran yang haq dari yang bathil kita kan bangga Islam sebagai agama kita dan kitapun akan membenci ajaran-ajaran bathil termasuk ajaran Syi`ah
.
3⃣) Pentingnya kita mengetahui kesesatan-kesesatan ajaran syi`ah dan menjelaskan kepada keluarga dan masyarakat agar mereka menjahuinya.
Karena itu kita harus mengerti dan paham apa sebenarnya ajaran syi`ah itu, agar kita bisa terhindar dari bahaya dan malapetakanya di dunia dan di akhirat.
.
Para ulama mengatakan, "Aku mengenali kejelekan bukan untuk melakukannya, tetapi agar terhindar darinya. Barangsiapa yang tidak bisa membedakan antara kebaikan dengan kejelekan pasti terjerumus pada kejelekan itu."
.
Jika kita tidak faham niscaya kita bisa membenarkan pendapat orang-orang yang dianggap Ulama oleh masyarakat kita, yang mana mereka telah memberikan rekomendasi terhadap ajaran sesat tersebut dan bahkan mereka kerja sama dengan syi`ah sesat itu.
.
Disaat mazhab Hanafi, Maliki, Syafie dan Hanbali dikira 1 dalam golongan ahlussunnah wal Jamaah kerena mereka hanya berbeda pendapat dalam hal furu’ (cabang) bukan hanya dalam hal usul (pokok) kerena 4 mazhab fiqh ini masih berbumbungkan pegangan aqidah yg sama.
.
~•Hindari Ulama Su'u•~
Manusia yang menakutkan, mengkhawatirkan adalah ulama yang kita andalkan untuk kita jadikan rujukan, panutan, agar kita masuk surga, ternyata dia malah ulama su'u, atau pemimpin su'u di jalan su'u, bisa jadi ia ayah bunda kita, kakek kita dll yang muncul di akhir zaman ini sebagai penghantar kemunculan dajjal. Rasulullah saw bersabda : "Sesungguhnya yang paling aku cemaskan terhadap ummatku adalah setiap munafik yang pandai lisannya dan selain dajjal adalah panutan (ustadz, ulama) yang menyesatkan".
(HR. Ahmad derajatnya shahih).
.
Di hadits lain huzaifah bin yaman bertanya kepada Rasulullah saw akan masa di akhir zaman mengenai ummat yang berada dalam kondisi situasi keburukan, Rasulullah saw menjawab, " ada, yaitu para pendakwah (ustadz, ulama) yang menyeru kepada pintu pintu jahannam. Barang siapa mengikuti ulama tsb, mereka akan dilemparkan kedalamnya (neraka)". [HR.Muttafaqun 'alaihi].
.
Dan Allahpun berfirman tentang penyesalan manusia dineraka akibat tertipu mulut manis ulama ulama jahat, pemimpin jahat ketika mereka hidup didunia.
{يَوْمَ تُقَلَّبُ وُجُوهُهُمْ فِى النَّارِ يَقُولُونَ يَا لَيْتَنَا أَطَعْنَا اللهَ وَأَطَعْنَا الرَّسُولَ} 66
Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikkan dalam neraka, mereka berkata:"Alangkah baiknya, andaikan dulu kami ta'at kepada Allah dan ta'at (pula) kepada Rasul". (QS. 33:66)
{وَقَالُوا رَبَّنَا إِنَّا أَطَعْنَا سَادَتَنَا وَكُبَرَاءَنَا فَأَضَلُّونَا السَّبِيلَ} 67
Dan mereka berkata: "Ya Rabb Kami, sesungguhnya kami telah menta'ati pemimpin-pemimpin (ustadz2 su'u kami) dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar). (QS. 33:67)
{ رَبَّنَا آتِهِمْ ضِعْفَيْنِ مِنَ الْعَذَابِ وَالْعَنْهُمْ لَعْنًا كَبِيْرًا} 68
Ya Rabb kami, timpakanlah kepada mereka azab dua kali lipat dan kutuklah mereka dengan kutukan yang besar". (QS. 33:68)
.
~Jangan Taklid Buta~ :
{وَلاَ تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ، إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كاَنَ عَنْهُ مَسْئُولاً}
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya (taklid buta). sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (QS. 17:36)
.
Maaf, tanpa mengurangi rasa hormat, salah satu sikap mental yang juga harus kita buang jauh jauh dalam mencari kebenaran adalah sikap mental taklid buta. Mengikuti suatu fatwa ulama tanpa dikaji secara mendalam kebenarannya.
.
Main makan saja itu fatwa, main telan saja tanpa mau mereka selidiki. Kalau benar fatwa tsb sesuai maunya Allah, maka beruntunglah si taqlid buta ini. Tapi kalau fatwa tsb menyimpang dari yang dikehendaki Allah, maka binasalah sitaqlid buta ini bersama ulama ulamanya.
.
Tapi memang secara umum mentalitas manusia gampang percaya thd apa yang di fatwakan ustadznya (ulama). Ulama, ustadz selalu dianggap sebagai symbol kebaikan. Dan ini sudah membudaya mendarah daging. Mereka lupa bahwa ulama itu ada dua jenis. Ulama su'u dan ulama pewaris nabi.
.
Masyarakat hampir tak sadar, tidak percaya. bahwa ulama su'u itu ada. Dan bahkan lebih tidak sadar lagi bahwa para perusak agama adalah para ulama su'u dan penguasa thaghut yang jumlahnya mayoritas.
.
Pemahaman dulu, seseorang yang dikatakan ulama, dalam pandangan saya pasti dengan pandangan menyejukkan, menyenangkan. Tapi dengan berkembangnya kajian saya, pemahaman, pengertian tentang Islam, firman Allah dan sabda Rasulullah Saw tsb. perlu manusia waspadai. Mewaspadai bahwa ada ulama jahat (su'u) penghantar kedatangan dajjal. Manusia seperti ini lebih jahat dari pada manusia awam umumnya. Dia dengan lisan dakwahnya mencemplungkan manusia ke neraka padahal ummat berharap dapat surga dengan ikut pahamnya.
.
Akibat rasa aman itu sudah tidak ada terhadap apa yang dikatakan ulama, maka dalam makna yang terdalam SEMUA MANUSIA WAJIB BER-ILMU, ikuti jalur jalur berilmu mengenai Islam secara mendalam. Tidak bisa sekedar membaca dari info info facebook,TV medsos dll, lantaran kalau info saja, ada juga yang menggunakan al Qur'an, bisa jadi untuk kegunaan di jalan yang batil.
.
Bagaimana kita memahami al Qur'an yang di gunakan ulama su'u di jalan yahudi kalau hamba Allah tsb. tidak berilmu dan tidak memperoleh petunjuk Allah?
Lantaran itu manusia pengaku Islam wajib ber ilmu Islam untuk keselamatan dirinya agar dapat menepis manusia manusia seperti yang dicemaskan, di khawatirkan Rasulullah saw. Dan karena akan sangat mengerikan jika orang orang yang terseret seret masuk neraka itu adalah anda sendiri. Karena itu kita harus menghisab diri kita dulu dengan ilmu dengan petunjuk Allah sebelum Allah yang menghisab diri kita.
.
Lantas bagaimana mengenali ulama yang mengkhawatirkan tsb, karena bacaannya itu ustadz qur'an hadits, bisa jadi wajahnya sangat memukau, pidatonya bagus padahal menyeret manusia keneraka?.
.
Kenali jalan tempuh mereka. Apakah dia penganut jalan tempuh sistem Yahudi, jalan tempuh komunis, liberalis dll.
.
Jika ulama tsb. bagian dari jalan tempuh yahudi dst.nya itu, merekalah corong corong syeitan penyesat manusia. Ingatlah tak ada ijtihad di jalan yahudi, ingatlah tak ada ijtihad di jalan yahudi, ijtihad di jalan yahudi adalah maknanya pengikut jalan yahudi, maknanya adalah kesesatan.
Karena islam telah sempurna (5:3) dan hanya punya satu jalan. jalan menegakkan islam mengikuti jalan islam, jalan yang ditempuh Rasulullah saw dan para sahabatnya, bukan jalan yahudi bukan jalan nasrani, bukan jalan jalan yang lain, KETAHUILAH OLEH KITA SEMUA BAHWA TAK ADA PENGHANCURAN KEBATILAN DENGAN CARA YANG BATIL.
.
Maka jika ada ustadz yang mengajak kalian masuk, atau ikut jalannya yahudi, ustadz ustadz semacam inilah yang akan menghantar manusia dan dirinya masuk neraka.
{وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِى مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ ، وَلاَ تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ، ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ}
"Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan yang lain (jalan yahudi, jalan komunis, jalan kebangsaan dll), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertaqwa. (QS. 6:153)
.
Berhati-hatilah wahai para muslim, surga tidak gampang didapat cuma dengan mengandalkan sholat puasa zakat haji. Jalan tempuh kalian harus jalan Islam dan bukan jalan yahudi, syirik itu mengikuti jalan yahudi, syirik itu mengikuti jalan nasrani dll dan tahukah kalian siapakah yahudi itu?,
.
Bahwa orang orang yahudi itu mengaku sangat cinta kepada nabi mereka, AKAN TETAPI MEREKA TIDAK BERSAMA NABI MEREKA. Itulah kelakuan yahudi. Adakah menurut anda perbedaan pengaku muslim sekarang ini dengan orang orang yahudi?,
.
Pengaku muslim mengaku sangat mencintai Allah dan RasulNya, tetapi mereka mengikuti jalan yahudi dan bukan jalan yang ditempuh RasulNya. Maka mayoritas pengaku muslim yang ada saat ini sama dengan style berimannya yahudi.
.
~•Beberapa langkah Solusi atau Jalan keluarnya adalah dengan Cara:
.
1⃣) Kita Kaum Muslimin wajib segera kembali kepada Al Qur`an dan As Sunnah sesuai dengan Pemahaman Rasulullah, Para Shahabat, Tabi`in, tabiuttabi`in dan Ulama Ahlussunnah, Alloh Berfirman:
فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَىْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلأَخِرِ ذَلِكَ خَيْرُُ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً
Jika kalian berselisih tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah dan Rasul-Nya, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama ( bagimu ) dan lebih baik akibatnya.
[An-Nisa’ : 59]
.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam bersabda,
تَرَكْتُ فِيْكُمْ شَيْئَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا بَعْدَهُمَا كِتَابُ اللهِ وَسُنَّتِيْ
“Aku tinggalkan pada kalian dua perkara, yang kalian tidak akan sesat di belakang keduanya, (yaitu) Kitabullah dan Sunnahku.”
(HR. Malik dan Al-Hakim dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albany dalam Al-Misykah )
.
2⃣) Hendaknya kita Menuntut Ilmu syar`i
Wajib bagi setiap muslim untuk mempelajari agamanya, apapun profesinya. Karena Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
”Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim”. (HR. Ibnu Majah. Dinilai shahih oleh Syaikh Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan Ibnu Majah no. 224)
.
Tidak diragukan lagi bahwa memahami ilmu syar’i (ilmu agama) adalah hal yang sangat penting, baik bagi seorang muslim maupun muslimah.

Kita membutuhkan ilmu syar’i sebagai bekal hidup, bahkan dalam setiap tarikan nafas yang kita hirup dan setiap detik yang kita lalui, semuanya membutuhkan ilmu.
Hal ini karena sesungguhnya setiap perkataan, perbuatan, bahkan apa yang ada di hati, semuanya akan dimintai pertanggungjawaban. Allah Ta’ala berfirman
وَلا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولا
“Dan janganlah engkau mengikuti sesuatu yang kamu tidak mengetahui pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan dimintai pertanggungjawaban.” (QS. Al Israa`: 36)
.
Allah Ta’ala berfirman
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
“Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat.” (QS. Al Mujadilah: 11)
.
Ilmu akan menjadi sebab diangkatnya derajat seseorang yang dikehendaki oleh Allah, yaitu orang-orang yang mengilmui agama yang benar ini dengan baik.
Allah Ta’ala berfirman
هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الألْبَابِ
“Apakah sama antara orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu? Sesungguhnya hanya orang yang berakallah yang bisa mengambil pelajaran.” (QS. Az-Zumar: 9)
.
Dengan Ilmu Syar'i kita bisa membedakan antara yang haq dengan yang bathil, kita bisa mengetahi ajaran yang haq dari yang bathil kita kan bangga Islam sebagai agama kita dan kitapun akan membenci ajaran-ajaran bathil termasuk ajaran mengarah kesyirikan, Syi`ah dan penyimpangan lainnya.
.
3⃣) Pentingnya kita mengetahui kesesatan-kesesatan ajaran-ajaran yang tidak sesuai al-Qur'an, as Sunnah dan menjelaskan kepada keluarga dan masyarakat agar mereka menjahuinya.
.
Karena itu kita harus mengerti dan paham apa sebenarnya ajaran yang menyimpang itu, agar kita bisa terhindar dari bahaya dan malapetakanya di dunia dan di akhirat.
.
Para ulama mengatakan, "Aku mengenali kejelekan bukan untuk melakukannya, tetapi agar terhindar darinya. Barangsiapa yang tidak bisa membedakan antara kebaikan dengan kejelekan pasti terjerumus pada kejelekan itu."
.
Jika kita tidak faham niscaya kita bisa membenarkan pendapat orang-orang yang dianggap Ulama oleh masyarakat kita, yang mana mereka telah memberikan rekomendasi terhadap ajaran sesat tersebut dan bahkan mereka kerja sama dengan syi`ah dan ajaran yang menyesatkan lainnya.
.
Abu Mansur al Maturidi pula yakni seorang ulama Usuluddin juga, yang fahamannya dan i’tiqadnya sama dengan Abu Hasan al Asy’ari. Beliau wafat di sebuah desa bernama Maturidi Samarqand, di Asia Tengah pada tahun 333H.
.
Tersebut dalam kitab Thabrani bersabda Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Wassallam yg punya tujuan : “Demi Tuhan yg memegang jiwa Muhammad ditanganNya, dapat berfirqah umatKu jumlah 73 golongan, yg satu masuk syurga dan yg lain masuk neraka. ” Menanyakan sebagian sahabat : “ Siapakah golongan yang bukan masuk neraka itu ya Rasulullah? ” Nabi Saw. menjawab : “Ahlussunnah wal Jamaah”. (Hadith Riwayat Imam Thabrani)
.
Setelah dikaji oleh sebagian ulama Usuluddin, pembahagian 73 itu yakni seperti berikut secara ijma’ :
1. Syiah 22 aliran
2. Khawarij 20 aliran
3. Muktazilah 20 aliran
4. Murjiah 5 aliran
5. Najariah 3 aliran
6. Jabariah 1 aliran
7. Musyabihah 1 aliran
8. Ahlussunnah wal Jamaah 1 aliran.
.
Disaat mazhab Hanafi, Maliki, Syafie dan Hanbali dikira 1 dalam golongan ahlussunnah wal Jamaah kerena mereka hanya berbeda pendapat dalam hal furu’ (cabang) bukan hanya dalam hal usul (pokok) kerena 4 mazhab fiqh ini masih berbumbungkan pegang aqidah yang sama.
.
~•Dengan ILMU, bisa menghindari TA`LIQ BUTA•~
Ambil kebenaran dari siapa saja, dan tinggalkan kebohongan dari siapa saja.
Dalil akan wajibnya menerima kebenaran dan bahwa menerima kebenaran dari siapapun berada merupakan sifat orang-orang yang beriman.
Allah Ta’ala berfirman:
فَهَدَى اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا لِمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَاللَّهُ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
“Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkan itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.” (QS. Al-Baqarah: 213)
Ibnu Al-Qayyim rahimahullah berkata menjelaskan ayat di atas, “Maka siapa saja yang Allah Subhanahu berikan hidayah kepadanya untuk mengambil kebenaran dimanapun kebenaran itu berada dan bersama siapapun kebenaran itu berada walaupun kebenaran itu bersama dengan orang yang dia benci dan dia musuhi dan untuk menolak kebatilan bersama siapapun kebatilan tersebut walaupun kebatilan itu bersama dengan orang yang dia sayangi dan dia tolong, maka orang seperti inilah yang tergolong ke dalam orang-orang yang diberi hidayah menuju kebenaran dalam setiap masalah yang diperselisihkan. Inilah orang yang paling berilmu, paling benar jalannya, dan paling kuat ucapannya.” (Ash-Shawa’iq Al-Mursalah: 2/516).
.

~•Mutiara Kalam Salaf•~
.
Majelis ILMU Syar'I... Seseorang mendatangi orang shaleh,dan bertanya:

+ APA HUKUMNYA BELAJAR..?
= Wajib (Fardhu 'ayn) kewajiban setiap Individu, sesuai di hadits: Menuntut ilmu agama, wajib bagi Muslim laki-laki dan perempuan.. (Al Hadits)

+ SAMPAI KAPAN KITA HARUS BELAJAR..?
= Dijawab: Minal mahdi ilal lahdi "Belajar itu dari buaian sampai ke liang lahad.. (Al Hadits)

+BAGAIMANA USIAKU SUDAH TUA, HAFALAN LEMAH..?
=Imam Asyafi'i bertanya pada gurunya Imam Wakie' tentang buruknya Hafalan, beliau menganjurkan untuk meninggalkan maksiat, karena Ilmu adalah cahaya dan cahaya tidak bisa menyentuh ahli maksiat..

+ JIKA USIA SEPERTI INI,APAKAH AKU MASIH BISA MENDAPATKAN ILMU..?
= Barang siapa yang berkumpul dengan Penjual minyak wangi, ia akan kecipratan bau harumnya, Siapa yang berkumpul dengan orang sholeh, ia cenderung menjadi orang sholeh dan berkumpul dengan orang sholeh dan Majelis Ilmu, maka mampu membuatnya menjadi sholeh dan berIlmu juga...

Pelajaran:
•Menuntut ILMU (agama) hukumnya WAJIB.
•Tidak ada batasan usia dlm menuntut ilmu.
•Susah faham dalam belajar disebabkan karena banyak maksiat yg dilakukan, maka tinggalkan.
•Perhatikan Kepada siapa kita BERKUMPUL (berteman).
.
Hanya Allah Swt. yang memberi taufik, serta hanya kepada NYA sebaik-baiknya memohon perlindungan.
Wallahu a'lam bishowab.
.
Ya Allah... lindungi kami dari ilmu yang tidak bermanfaat. Ampuni dosa dosa kami. Dan golongkan kami termasuk hamba hamba yang senantiasa takut dan tunduk kepada syari'atMu.
.
Aamiin Allahumma aamiin. Walhamdulillahi Rabbil ‘alamiin... Wallahu waliyyut taufiiq.
fahrudinmodeon@gmail.com | Keluar
©2016 Google

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"SAYA TAK MAU BERPISAH DG HARTA SAYA"

:: IBADAH SHOLAT KITA ::

INFO LOWONGAN KERJA