BEDA FIKSI & WAHYU

Bismillah....

1. *Fiksi itu karya manusia*

Fiksi adalah cerita atau latar yang berasal dari imajinasi—dengan kata lain, tidak secara ketat berdasarkan sejarah atau fakta.[1][2][3] Fiksi bisa dieskpresikan dalam beragam format, termasuk tulisan, pertunjukan langsung, film, acara televisi, animasi, permainan video, dan permainan peran, walaupun istilah ini awalnya dan lebih sering digunakan untuk bentuk sastra naratif,[4] termasuk novel, novella, cerita pendek, dan sandiwara. Fiksi biasanya digunakan dalam arti paling sempit untuk segala "narasi sastra".[5]

https://googleweblight.com/i?u=https://id.m.wikipedia.org/wiki/Fiksi&hl=id-ID

*2. Wahyu adalah petunjuk dari Allah yang diturunkan hanya kepada para nabi dan rasul*

Definisi Al-Qur’an

Secara bahasa “Qara’a” memiliki arti mengumpulkan dan menghimpun. Qira’ahberarti merangkai huruf-huruf dan kata-kata satu dengan lainnya dalam satu ungkapan kata yang teratur. Al-Qur’an asalnya sama dengan qira’ah, yaitu akar kata (masdar-infinitif) dari qara’a, qira’atan wa qur’anan.

Adapun arti Al-Qur’an secara istilah yaitu,

كَلَامُ اللَهِ اْلمُعْجِزِ اْلمُنْزِلِ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ اْلمَكْتُوْبُ فِي اْلمَصَاحِفِ اْلمَنْقُوْلُ بِالتَّوَاتُرِ اْلمُتَعَبَّدُ بِتِلَاوَاتِهِ

“Al-Qur’an adalah firman Allah yang bersifat mukjizat yang diturunkan kepada Nabi saw, yang tertulis di dalam mushaf, dinukil dari padanya secara mutawatir dan dipandang beribadah dengan semata membacanya.“

Kata “Kalam” mencakup seluruh jenis kalam, dan penyandarannya kepada Allah yang menjadikannya kalamullah, menunjukkan secara khusus sebagai firman-Nya, bukan kalam manusia, jin, maupun malaikat.

Kalimat “al-munazzal” (yang diturunkan), berarti tidak termasuk kalam-Nya yang sudah khusus menjadi miliknya.

Batasan dengan kata “kepada Muhammad” menunjukkan, Al-Qur’an itu tidak pernah diturunkan kepada nabi-nabi sebelumnya seperti Taurat dan Injil.

Adapun “al-muta’abbad bitilawatih” (membacanya adalah ibadah) mengecualikan hadits-hadits ahad dan qudsi. Jika kita katakan misalnya; ia diturunkan dari sisi Allah dengan lafazhnya–sebab itu pembacanya dianggap satu ibadah artinya membacanya di dalam shalat atau lainnya termasuk ibadah. Tidak demikian halnya dengan hadits ahad dan hadits qudsi.

Nama dan Sifat Al-Qur’an

Nama lain dari Al-Qur’an, di antaarnya; Quran ( Al Isra’: 9) dan (Al Anbiya’ :10), Furqan (Al Furqan : 1), Zikr ( Al Hijr: 9), Tanzil ( As Syuara’ : 192).

Al-Qur’an dan Al-Kitab lebih popular dari nama-nama lainnya. Dalam hal ini, Muhammad Abdullah Darraz berkata, “Dinamakan Al-Qur’an karena ia dibaca dengan lisan, dan dinamakan Al-Kitab karena ia ditulis dengan pena. Kedua nama ini menunjukkan makna yang relevan sekali dengan kenyatannya.”

Sifatnya Al-Qur’an di antaranya: Nur ( An Nisa’: 174), Huda, Syifa’, Rahmah ( yunus: 57 ), Mubin ( Al Maidah:57), Mubarak ( Al Anam: 92), Busyra ( Al Baqarah: 97), Aziz ( Fussilat: 41), Majid ( Al Buruj: 21), Basyir ( Fussilat : 3-4).

Wallahu a'lam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"SAYA TAK MAU BERPISAH DG HARTA SAYA"

:: IBADAH SHOLAT KITA ::

INFO LOWONGAN KERJA